Bisnis.com, MANGUPURA—PT Sun Life Financial Indonesia sepanjang 2017 berhasil membukukan premi senilai Rp 2,9 triliun (belum diaudit), tumbuh 72% dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp1,6 triliun.
Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) Elin Waty mengatakan masifnya jalur distribusi keagenan selain lini bancassurance menjadi salah satu penyebab tingginya pertumbuhan premi di perusahaan ini. Saat ini Sun Life memiliki sebanyak 10.000 agen tersebar di seluruh Indonesia dan telah bekerja sama dengan sekitar 6 bank untuk jalur bancassurance.
“Kontribusi agensi 58%, dan 42% dikontribusikan oleh banccasuranse kami, atau disebut patnership distribution. Jadi kami punya jalur distribusi yang hampir sama kuatnya,” jelasnya, di sela-sela acara Sun Life Year Start 2018 di Kuta, Badung, Jumat (19/1/2018)
Sun Life Year Start 2018 merupakan ajang tahunan pertemuan tenaga pemasar berprestasi yang kali ini diikuti 800 tenaga pemasar dari seluruh Indonesia. Menurutnya, kontribusi tenaga pemasaran sangat vital bagi perusahaan berbasis di Kanada ini, karena bersentuhan langsung dengan nasabah.
Elin optimistis kinerja para tenaga pemasar akan semakin solid terutama dalam membantu masyarakat meningkatkan literasi terhadap asuransi jiwa, perencanaan keuangan strategis jangka panjang, dan beragam manfaat yang dihadirkan melalui layanan Sun Life. Meskipun teknologi digital terus berkembang dan banyak warga memanfaatkan layanan teknologi, tetapi dirinya menyakini bahwa peran agen masih dibutuhkan untuk memberikan pendampingan mengenai kontrak kesehatan jangka panjang.
Elin menegaskan bahwa kontribusi agen dan bancassurance masih akan tetap dipertahankan seperti sekarang. Dia menyampaikan Indonesia merupakan salah satu pasar yang sangat potensial bagi industri asuransi jiwa dan pemanfaatan tenaga pemasar masih dianggap jitu mendekati masyarakat yang belum memiliki perlindungan.
Baca Juga
Selain itu, penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa atau 40% dari total jumlah penduduk di Asia Tenggara, serta tingkat penetrasi asuransi yang masih sangat rendah menggambarkan besarnya potensi untuk dikembangkan. Ditambah lagi, tren positif industri asuransi jiwa yang selalu tumbuh di kisaran dua digit dalam beberapa tahun terakhir juga merupakan indikasi positif yang harus ditindaklanjuti dengan beragam upaya dan pendekatan strategis.
Sepanjang 2017 itu, dari total pendapatan premi sebesar Rp2,9 triliun, premi untuk produk tradisional mencapai Rp565,5 miliar, tumbuh 67% dari tahun sebelumnya Rp338,8 miliar. Sedangkan pendapatan premi dari unit link Rp 2,3 triliun, atau tumbuh 73% dari 2016 yang mencapai Rp 1,3 triliun. Selama beberapa tahun belakangan ini, kontribusi produk unit link memang jauh lebih tinggi dari tradisional atau sebesar 80%.
Kinerja terbaik juga terjadi di pendapatan premi bisnis baru Sun Life yang tumbuh 128% dari 2016. Belum lagi pencapaian RBC hingga akhir tahun lalu untuk konvensional tercatat sebesar 683% jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan pemerintah sebesar 120%, sedangkan RBC syariah mencapai 252% jauh lebih tinggi dari persayaratan pemerintah 80%.
#Ekspansi 10 Kota #
Untuk tahun ini, Elin optimistis target pertumbuhan Sun Life akan lebih tinggi dari target pertumbuhan pendapatan asuransi jiwa pada 2018 yakni kisaran 15%-30%. Meskipun tahun ini adalah tahun politik, tetapi dirinya menyatakan tidak akan berpengaruh pada kinerja Sun Life, karena berdasarkan pengalaman pemilu 5 thaun sebelumnya tidak terjadi masalah.
“Kami tetap memiliki optimis tinggi. Memang tahun politik akan ada efeknya, tapi tidak akan terlalu berdampak. Kita lihat Pemilu lima tahun lalu yang sempat dibilang akan rusuh, ternyata berjalan baik-baik saja. Masyarakat kita sudah makin dewasa, atau capek dengan konflik. Sementara orang tetap harus makan, makanya tahun politik tetap biasa saja. Kita harus tetap optimistis,” papar dia.
Optimisme Elin itu juga didukung sejumlah strategi yang sudah ditetapkan Sun Life untuk tahun ini. Jalur distribusi keagenan akan berfokus pada perekrutan lebih masif dan aktif untuk menambah jumlah tenaga pemasar, meningkatkan jumlah agen Million Dollar Round Table (MDRT). Pihaknya juga akan melakukan ekspansi pasar dengan tetap fokus menambah jangkauan di kota lapis kedua dan ketiga.
Sepanjang 2018, rencananya Sun Life akan membuka kantor pemasaran di 10 kota yang terfokus di Kalimantan dan Sulawesi. Hingga akhir 2017 lalu, Sun Life sudah memiliki 175 kantor di lebih dari 70 kota di Nusantara. Kota-kota lapis kedua dan ketiga dibidik dibandingkan kota besar karena persaingannya belum seketat kota besar dan memiliki potensi masih sangat besar. Hal itu berdasarkan pengalaman tahun lalu membuka kantor kota-kota lapis kedua dan ketiga, ternyata hasilnya mengagumkan.
“Masyarakat kota kedua dan ketiga tidak memiliki akses yang cukup untuk asuransi jiwa. Kalau kami hadir di kota mereka, tentu memberi kesempatan yang baik. Mereka bisa kenal asuransi,” papar dia.
Sepanjang 2018 itu, pihaknya juga akan mengembangkan jalur distribusi Agency Syariah. Pihaknya fokus pada pengembangan program Wakaf sebagai salah satu unique selling point sangat potensial dan kian serius untuk dikembangkan bagi pasar Muslim di Indonesia. Kemudian, pihaknya juga akan memperkuat jalur partnership distribution (kemitraan) lewat penambahan portofolio mitra bank untuk semakin menjangkau segmen nasabah di seluruh Indonesia.
“Kami memang mencanangkan program di Indonesia untuk naik level. Makanya menetapkan target ambisius di 2018,” kata dia.