Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbanas Ungkap Sebab Kredit Bank Belum Moncer meski BI Rate Turun

Perbanas menyebutkan alasan mengapa pertumbuhan kredit belum optimal meski BI Rate telah dipangkas hingga ke level 5%.
Ilustrasi suku bunga perbankan./ Dok. Freepik.
Ilustrasi suku bunga perbankan./ Dok. Freepik.
Ringkasan Berita
  • Perbanas menegaskan bahwa meskipun suku bunga acuan BI telah diturunkan, pertumbuhan kredit belum meningkat karena permintaan dari sektor riil masih terbatas.
  • Perbankan tetap selektif dalam menyalurkan kredit dan cenderung melakukan kredit konsorsium untuk mengendalikan risiko di tengah lemahnya permintaan sektor riil.
  • Dorongan pemerintah terhadap sektor riil dianggap kunci untuk pertumbuhan kredit, dengan bank menunggu arahan pemerintah untuk menentukan sektor prioritas pembiayaan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menegaskan industri perbankan masih akan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit pada semester II/2025.

Ketua Bidang Riset dan Kajian Ekonomi Perbankan Perbanas Aviliani menyampaikan meski Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sejak tahun lalu, kebijakan ini belum mampu mendorong pertumbuhan kredit lantaran permintaan dari sektor riil masih terbatas.

“Kalau sektor riil demand-nya enggak ada walaupun suku bunga sudah diturunkan, otomatis enggak jalan,” kata Aviliani dalam Kelas Jurnalis Perbanas di Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).

Di tengah lemahnya permintaan sektor riil, Aviliani menyebut bahwa perbankan akan tetap selektif dalam menyalurkan kredit hingga akhir 2025, meski bank sentral telah menurunkan suku bunga acuannya. Bahkan, kata Aviliani, bank saat ini cenderung melakukan kredit konsorsium atau kredit bersama bank-bank lain agar risiko lebih terkendali.

Menurutnya, dorongan dari pemerintah terhadap sektor riil menjadi kunci agar penyaluran kredit perbankan dapat tumbuh. Dia mengatakan bank pada dasarnya menunggu arah pemerintah untuk menentukan sektor prioritas pembiayaan. Pasalnya, perbankan hanya mengikuti aliran bisnis dan permintaan pasar, sementara kebijakan bank sentral sebatas memberi ruang gerak.

“Jadi saya lihatnya adalah sektor riil ini harus juga didorong. Oleh karena itu pemerintah itu harus punya arah, yang mana sih yang akan dijadikan prioritas,” jelasnya.

Aviliani menyebut bank akan mengikuti para pelaku bisnis dan juga perputaran uang atau  follow the business, follow the money. "Sedangkan kebijakan moneter itu hanya memberikan ruang gerak, tapi tidak bisa memaksakan,” sambungnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro