Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EDUKASI DUIT: Mengapa Orang Tidak Cepat Kaya?

Sebagian di antara pembaca mungkin masih ada yang duduk di bangku kuliah, masih jadi mahasiswa, atau mungkin ada yang sudah jai karyawan profesional atau bahkan pedagang.
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian di antara pembaca mungkin masih ada yang duduk di bangku kuliah, masih jadi mahasiswa, atau mungkin ada yang sudah jai karyawan profesional atau bahkan pedagang.

Kalau dulu ada yang sekolah di jurusan ekonomi, mungkin sepanjang kuliah diajarkan ilmu soal manajemen.  Itu ilmu menggunakan sumber daya di perusahaan. Hanya saja, saat duduk di bangku kuliah hanya bisa membayangkan saja karena perusahaan bukan miliknya. 

Nah, bagi pemilik perusahaan ilmunya beda lagi. Bagi pemilik perusahaan yang dipikirkan tentu soal uang, soal cashflow. Mengapa kita terkecoh oleh uang karena kita sudah dididik terlalu lama sehingga seperti gajah sejak kecil dia diikat.  Ketika sirkus terbakar,  gajah tidak mau lari merasa diikat. 

Demikian kodok ketika melompat ke air panas dia lompat lagi.  Tetapi ketika airnya dipanaskan perlahan,  dia merasa hangat nih air akhirnya menjadi sop kodok. 

Sepanjang 20 tahun, saya menjadi karyawan saya mengernyitkan kepala.  Perasaan dulu saat SD sekolah dasar bisnis Ayah saya enggak begini.  Kenapa sekarang saya jadi manager karyawan?

Mengapa kita sulit memikirkan uang?  Karena kita terjerat reward system.  Pedagang pun memikirkan omzet untuk menghasilkan profit,  seperti karyawan,  profitnya untuk menyicil aset.  Lama.

Gaji dan profit itu seperti bunga anggrek.  Indah tapi cepat layu. Kenapa orang suka anggrek?  Itu memberi rasa keindahan sesaat.  Kelangkaan anggrek menjadikan daya tarik. Tapi seorang ibu lebih suka berlian.  Kekayaan itu berlian,  seperti pohon kamboja terus berbunga 

Jadi omzet harus diperbesar melalui kredit.  Bila omzet Anda cash seperti restoran buat apa bank menalangi omzet Anda? 

Jadi kita perlu omzet ditalangi bank.  Ada yang ingin damai.  Itu tidak damai karena tabungan Anda terus menyusut.  Setiap kali depresiasi 5% anda kehilangan uang beberapa ratus juta karena depresiasi. 

Lawannya uang tunai adalah kredit bank.  Itu uangnya bank diutangi kepada kita.  Masalahnya banyak orang takut utang.  Itu dulu zaman tabanas disebut utang sekarang disebut sumber daya kapital.

Penulis

Ir Goenardjoadi Goenawan, MM

Motivator Uang.

Penulis buku seri Money Intelligent, New Money, dan New Money: Riba Siapa Bilang?

Untuk pertanyaan bisa diajukan lewat: [email protected]

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper