Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangkas Target, Proyeksi Kredit Bank of India Lebih Rendah dari Tahun Lalu

PT Bank of India Indonesia Tbk. (BoI) mencatat penurunan penyaluran kredit secara tahunan (year-on-year/yoy) pada akhir kuartal III/2019.
Kantor pusat Bank of India/www.aluplexindia.com
Kantor pusat Bank of India/www.aluplexindia.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank of India Indonesia Tbk. (BoI) mencatat penurunan penyaluran kredit secara tahunan (year-on-year/yoy) pada akhir kuartal III/2019.

Berdasarkan laporan kinerja perseroan, hingga akhir September 2019 kredit yang disalurkan BoI turun 15,18 persen yoy menjadi Rp2,01 triliun. Penurunan ini disinyalir terjadi karena stagnansi perekonomian Indonesia sejak awal tahun hingga akhir kuartal III/2019.

"Kondisi perekonomian pada 2018 dan 2019 sampai September relatif stagnan. Rata-rata perbankan mengalami stagnan dan kadang diikuti kenaikan NPL [non-performing loan/kredit bermasalah]. Tapi bisa dilihat walau kami stagnan tapi kami bisa tekan NPL sampai 4,4%," kata Direktur Kepatuhan BoI Primasura Pandu di kantornya, Selasa (23/10).

Penurunan penyaluran kredit ini membuat BoI merevisi target pembiayaan hingga akhir 2019. Awalnya, BoI menargetkan penyaluran kredit hingga Rp2,5 triliun hingga akhir tahun. Saat ini Bank tersebut memasang target kredit sebanyak Rp2,2 triliun.

Jika target ini terealisasi, maka penyaluran pembiayaan BoI sepanjang 2019 lebih rendah dibandingkan dengan 2018. Sebagai perbandingan, pada 2018 BoI menyalurkan kredit hingga Rp2,41 triliun.

"Orang kan cenderung untuk tidak berbisnis di akhir tahun, maunya liburan dan sebagainya. Kami berharap posisi di akhir tahun itu bisa bertambah [penyaluran kredit] Rp200 miliar atau menjadi Rp2,2 triliun," katanya.

Primasura mengungkap, salah satu penyebab lesunya penyaluran kredit BoI tahun ini adalah banyaknya debitur yang menahan pencairan pinjaman. Kemudian, BoI juga menjadikan faktor lesunya industri tekstil dalam negeri sebagai penyebab turunnya nilai pembiayaan.

Menurut Primasura, hingga akhir September portofolio kredit BoI didominasi sektor perdagangan yang mencapai Rp300 miliar-Rp400 miliar. Dari jumlah itu, 50 persen di antaranya berasal dari pelaku usaha tekstil.

"Banyak sekali debitur kami menahan, menunggu apakah yang memakai dana saat ini atau tidak. Sebenarnya kalau unused loan itu dipakai target penyaluran kredit itu bisa lewat. Tapi masalahnya debitur itu menahan uangnya. Mereka hanya mengajukan loan tapi tidak dipakai," tuturnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper