Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Dituding Tidak Terbuka Dalam Menangani Bank Muamalat

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia berpendapat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak terbuka dalam menangani PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sehingga menambah beban manajemen.
Karyawati Bank Muamalat melayani nasabah di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Karyawati Bank Muamalat melayani nasabah di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia berpendapat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak terbuka dalam menangani PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sehingga menambah beban manajemen.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyatakan Bank Muamalat sampai saat ini telah menyampaikan berbagai macam program penyelamatan, dan masih belum mendapat tanggapan positif dari otoritas.

Selain pihak otoritas yang tidak kurang baik dalam mengkomunikasikan rencananya, dan cenderung memperlambat aksi penyelamatan.

"OJK tidak pernah terbuka ketidakcocokan seperti apa, sehingga membuat jalan aksi penyelamatan ini lambat. Dan ada kecurigaan ini di-desain agar bank Muamalat bisa diambil alih dengan harga yang murah. Bank Muamalat itu tidak terlalu sulit tetapi dibuat sulit," katanya dalam acara diskusi Infobank Institute, Selasa (10/12/2019).

Piter melanjutkan, otoritas harusnya langsung memberi masukan uang dari Al Falah, sehingga Bank Muamalat bisa melakukan beberapa upaya penyelamatan sembari menunggu investor lainnya.

"Harusnya mereka itu masuk dulu, kan enggak perlu Rp7 triliun langsung. Setidaknya masuk dulu Rp2 triliun karena ini bisa memperbaiki trust, DPK [dana pihak ketiga] tumbuh, dan NPL [non-performing loan] akan turun," katanya.

Bank Muamalat telah mengajukan Al Falah Investment Pte. Limited untuk menyerap 77,1% dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan hingga Rp2,2 triliun. Namun, opsi ini pun juga belum mendapat restu dari otoritas.

Sebagai informasi, permasalahan aset bermasalah bank syariah pertama ini sudah dimulai sejak krisis moneter Indonesia 1998. Perseroan waktu itu juga sempat menderita rasio kredit bermaslah lebih dari 50%.

Namun, karena mendapat suntikan modal dari IDB, perseroan justru membalikkan kondisi tersebut dengan pertumbuhan pembiayan 37% per tahun hingga 2013.

Meski pertumbuhan tersebut signifikan, nyatanyan perseroan tak dapat lepas dari berbagai aset buruk, dan justru semakin membebani perseroan hingga saat ini.

Sejak 1999 setidaknya ada empat direktur utama yang datang silih berganti. Mereka antara lain, Riawan Amin yang saat ini menjadi dewan kehormatan Asbisindo, Arviyan Arifin yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk., Endy PR Abdurrahman yang saat ini menjadi Komisaris Independen PT Zurich Topas Life Indonesia, dan Dirut Bank Muamalat saat ini Achmad Kusna Permana.

Pada tahun terakhir Riawan menjabat (2009), bank Muamalat sudah tercatat memiliki rasio NPF 4,73%. Selain itu, pada 2009 saja, Bank Muamalat pun menyisihkan pencadangan hampir Rp200 miliar dan restrukturisasi hingga Rp1,3 triliun dari pembiayaan piutang, qardh, mudharabah, dan musyarakah.

Sementara itu, pada tahun terakhir Arviyan menjabat (2014), Bank Muamalat tercatat memiliki rasio NPF 4,71%, yang kemudian di-restatement menjadi 6,55%.

Pada tahun terakhirnya, Arviyan masih membuat Bank Muamalat harus menganggarkan pencadangan sebesar Rp1,2 triliun, dan restrukturisasi Rp1,7 triliun dari semua akad pembiayaan.

Selain itu, tahun terakhir Endy menjabat pada 2017 pun tak menunjukkan perkembangan yang berbeda. Bahkan, pembiayaan yang selalu dipangkas setiap tahunnya membuat penanganan NPF menjadi semakin menantang.

Pada tahun itu, Endy sendiri harus memaksa Bank Muamalat melakukan pencadangan lagi sekitar Rp1,1 triliun dan restrukturisasi Rp130 miliar dari total pembiayaan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper