Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Jiwasraya, Kebijakan Pemerintah Harus Terukur dan Berorientasi ke Nasabah

Dosen Program MM-Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Kapler A. Marpaung menilai pemerintah harus membuat proses penyehatan yang terukur, sehingga terdapat kejelasan pembayaran klaim bagi nasabah.
Pekerja membersihkan logo milik PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di Jakarta, Rabu (31/7). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja membersihkan logo milik PT Asuransi Jiwasraya (Persero) di Jakarta, Rabu (31/7). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dinilai harus menerapkan kebijakan yang terukur terkait penyehatan dan pembayaran utang klaim PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Penanaman modal negara atau PMN pun dinilai perlu dilakukan agar kewajiban nasabah dapat segera terpenuhi.

Dosen Program MM-Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Kapler A. Marpaung menjelaskan bahwa saat ini belum terdapat kejelasan yang diperoleh para nasabah terkait pembayaran klaim Jiwasraya. Pemerintah pun belum menentukan bagaimana skema penyehatan yang akan dijalankan.

Kapler menilai bahwa pemerintah harus membuat proses penyehatan yang terukur, sehingga terdapat kejelasan pembayaran klaim bagi nasabah. Menurutnya, skema pembayaran cicilan merupakan salah satu langkah yang perlu dipertimbangkan.

"Menurut saya rencana awal pembayaran cicilan jauh lebih baik. Pembayaran cicilan itu jelas dan terukur, sementara restrukturisasi itu tidak ada kepastian dan terukur, sehingga dalam kasus Jiwasraya ini pemerintah harus segera melakukan penyuntikan dana," ujar Kapler kepada Bisnis, Jumat (10/7/2020).

Menurutnya, proses restrukturisasi akan memakan waktu karena entitas perusahaan baru yakni Nusantara Life harus terbentuk terlebih dahulu. Oleh karena itu, proses tersebut perlu dipercepat dengan adanya suntikan PMN.

Selain itu, Kapler pun menilai bahwa suntikan dana dan proses penyehatan harus dipastikan akan berbuah pembayaran klaim kepada nasabah. Oleh karena itu, skema yang disiapkan pemerintah harus memiliki ukuran yang tepat dan berorientasi kepada nasabah.

"Kalau Kementerian Keuangan setor uang ke holding asuransi [sebagai induk dari Nusantara Life] dan digunakan untuk bayar utang, mungkin bagus-bagus saja. Namun, kalau holding disuruh mengumpulkan uang dari beberapa perusahaan BUMN, itu sulit diukur nantinya apakah bisa sukses," ujarnya.

Menurut Kapler, kondisi solvabillitas Jiwasraya saat ini terjadi karena timpangnya rasio antara aset dan liabilitas, sehingga proses penyelesaian masalah harus mengacu kepada posisi aset. Untuk itu, diperlukan itikad baik dari pemerintah dalam menyelesaikan gagal bayar Jiwasraya.

"Pemerintah harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat bahwa sebagai pemegang saham akan melakukan tanggung jawabnya kepada nasabah. DPR sebagai wakil rakyat, kita harapkan harus tegas kepada pemerintah untuk hal ini [pembayaran klaim kepada nasabah]," ujar Kapler.

Sebelumnya, Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menjelaskan bahwa terdapat berbagai macam opsi atau skema yang disusun oleh pihaknya bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Skema itu mencakup upaya penyehatan, proses pembayaran klaim, hingga nasib Jiwasraya ke depan.

Hingga saat ini, belum terdapat skema penyehatan yang disepakati. Namun, pembahasannya mengerucut ke sejumlah rencana yang salah satunya adalah restrukturisasi polis ke Nusantara Life, perusahaan asuransi jiwa bentukan holding asuransi dan penjaminan.

Menurut Hexana, prinsip dari skenario restrukturisasi adalah mengembalikan polis menjadi normal. Polis JS Saving Plan tercatat memiliki janji imbal hasil yang 'tidak normal' atau sangat tinggi, yang menyebabkan utang klaimnya terus menumpuk tanpa mampu diimbangi aset untuk membayarnya.

"Kalau pemegang sahamnya pemerintah, pemerintah itu hadir [dengan menyiapkan skema penyehatan dan menyuntik penanaman modal negara atau PMN]. Cuma semua harus paham bahwa pengelolaan keuangan negara itu ada prosedurnya," ujar Hexana kepada Bisnis di Kantor Pusat Jiwasraya, Jakarta pada Kamis (9/7/2020).

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper