Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Vera Handajani

Direktur Risk Management

Vera Handajani adalah Direktur Risk Management PT Bank CIMB Niaga Tbk. Dia meraih gelar MBA dari The Kellog-HKUST Executive MBA Program. Dia pernah menjabat Head of Operational Risk Management Markets APAC and North Asia The Royal Bank of Scotland (2012-2013)

Lihat artikel saya lainnya

Manajemen Risiko Kredit Berkelanjutan agar Bank Tahan Banting

Saat ini adalah masa yang penuh tantangan, dan ketahanan perbankan dalam menghadapi perubahan sedang diuji. Risiko yang dikelola dengan baik dapat membantu perbankan untuk lebih ‘tahan banting’ dan menjaga performanya.
Bank Berikan Keringanan Kredit Akibat Pandemik Covid/19
Bank Berikan Keringanan Kredit Akibat Pandemik Covid/19

Industri perbankan tak luput dari pengaruh pandemi Covid-19. Beragam risiko hadir, salah satunya risiko kredit. Terdapat tekanan yang cukup tinggi terhadap proses intermediasi perbankan ke depan.

Hal itu antara lain potensi naik tajamnya kegiatan restrukturisasi kredit serta menyempitnya risk-appetite, sehingga penyaluran kredit akan menjadi sangat selektif. Kondisi ini berakibat pada mengecilnya jumlah kredit yang dibukukan.

Pertumbuhan kredit yang masih terlihat di Januari hingga Februari 2020 diperkirakan turun signifikan pada kuartal II/2020 sejalan dengan penurunan tajam dalam aktivitas ekonomi dan produksi di Tanah Air.

Menyikapi hal ini, perbankan perlu terus berbenah, berusaha untuk tidak panik. Saat ini adalah masa yang penuh tantangan, dan ketahanan perbankan dalam menghadapi perubahan sedang diuji. Apabila berhasil melewati tantangan ini, bukan tak mungkin kita dapat menyelesaikan tantangan lainnya dengan baik. Sebelum sampai ke sana, kita semua tentu bertanya, bagaimana caranya untuk tetap bertahan dalam kondisi pandemi?

Salah satu komponen penting yang harus dilakukan adalah manajemen risiko secara berkelanjutan, termasuk risiko kredit yang saat ini menjadi hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Risiko yang dikelola dengan baik dapat membantu perbankan untuk lebih ‘tahan banting’ dan menjaga performanya.

Ada tiga prinsip dalam portfolio management risiko kredit yang harus diperhatikan, yaitu menentukan risk appetite yang selaras dengan strategi bisnis, target dan key performance indicator (KPI), melakukan pengawasan dan monitoring serta mengambil langkah intervensi jika diperlukan. Ketiga hal tersebut harus aktif dilakukan agar bank dapat memastikan kinerja berjalan sesuai risk appetite yang telah ditentukan.

Di CIMB Niaga, kami mengelola portofolio kredit dengan mengubah sejumlah pendekatan. Pertama, dari sisi new booking. Kami selalu menyesuaikan kebijakan dengan situasi yang terkini.

Kedua, untuk menjaga kualitas aset, hal yang penting dilakukan adalah selalu melakukan pengawasan dan monitoring terhadap kinerja portofolio. Sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan, kami juga memberikan stimulus atau relaksasi yang kerangka dan implementasinya terus disesuaikan.

Selain itu kami juga memperketat parameter yang digunakan dalam early alert, memastikan kapasitas collection, dan melakukan review secara berkala atau bahkan jika diperlukan secara harian terkait dengan Days Past Due dari kredit yang disalurkan. Hal itu kami terapkan untuk semua portofolio, baik ritel maupun nonritel. Monitoring secara ketat diperlukan untuk memastikan kita dapat secepatnya mengambil tindakan jika diperlukan.

Ketiga, dari sisi portfolio management, kami melakukan stress test yang menyeluruh, yaitu terhadap potensi kerugian kredit, likuiditas, capital, dan profitabilitas. Untuk nonretail, kami juga melakukan analisa terhadap dampak kurs rupiah yang terus bergerak. Adapun untuk segmen ritel kami melakukan berbagai macam review terhadap strategi portofolio, termasuk di dalamnya adalah penggunaan scorecard.

Tak kalah pentingnya, legal document review terutama untuk debitur restrukturisasi atau yang mengajukan fasilitas stimulus juga harus dilakukan untuk meminimalisasi potensi resiko bank.

Masih dalam kaitan portfolio management, kami juga melakukan cukup banyak literasi terhadap portofolio yang kami pandang beresiko tinggi (vulnerable segment). Di sisi nonritel misalnya, kami menganalisis semua sektor yang rentan seperti perhotelan, restoran hingga minyak dan gas bumi. Dari situ, dapat diketahui action apa yang bisa dilakukan.

Keempat, dari sisi infrastruktur, kami juga terus menyiapkan dan membangun infrastruktur digital untuk melayani nasabah. Dalam kondisi yang terbatas, nasabah bisa mengajukan stimulus menggunakan digital channel tanpa harus datang ke kantor cabang.

Inilah yang menjadi key differentiating factor CIMB Niaga, yaitu kemampuan dalam mengelola portofolio serta melakukan interaksi dengan nasabah secara digital, sehingga pelayanan terhadap nasabah tetap menjadi prioritas pada masa yang penuh tantangan saat ini, termasuk dalam hal proses pemberian stimulus.

Tentu tidak mudah menghadapi berbagai perubahan saat ini. Di sisi lain, kondisi ini justru menjadi kesempatan bagi perbankan untuk saling berbagi dan bekerjasama membantu nasabah. Salah satunya dengan memberikan stimulus. Dengan kerja sama tersebut, harapannya bank dan nasabah bisa menjawab tantangan saat ini untuk mempertahankan kelangsungan bisnis ke depannya.

Bagi perbankan, sekarang adalah saatnya untuk mengubah cara bekerja dan menyesuaikan diri. Perbankan harus agile, bisa mengambil keputusan dengan cepat, lebih fleksibel dan pandai beradaptasi dengan dinamika perubahan yang sangat cepat.

Kami mampu merespon tuntutan ini dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan infrastruktur yang sudah dibentuk dalam beberapa tahun terakhir. Tentu hal itu dilakukan tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian yang menjadi pondasi dasar perbankan.

Dengan menjalankan hal tersebut, kami optimistis mampu keluar dari kondisi ini dengan baik dan menjadi perusahaan yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Vera Handajani
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper