Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1 Tahun Jokowi-Ma'aruf Amin, Perbankan Syariah Masih Perlu Kebijakan Alternatif

Dukungan kebijakan semestinya tidak berhenti pada aksi merger yang melahirkan bank syariah terbesar itu. Menurutnya, perlu ada dukungan kebijakan yang bersifat afirmatif untuk bank syariah. Salah satunya, kebijakan untuk memperkuat ekosistem bisnis syariah.
Ketua Tim Project Management Office (PMO) dan juga Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi (tengah) bersama dengan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto (kedua kanan), Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto (kedua kiri), Direktur Utama Bank BRIsyariah Ngatari (kanan) dan Direktur Bisnis Indonesia Financial Group Pantro Pander  (kiri) dalam virtual press conference, Selasa (13/10/2020)/Istimewa
Ketua Tim Project Management Office (PMO) dan juga Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi (tengah) bersama dengan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto (kedua kanan), Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto (kedua kiri), Direktur Utama Bank BRIsyariah Ngatari (kanan) dan Direktur Bisnis Indonesia Financial Group Pantro Pander (kiri) dalam virtual press conference, Selasa (13/10/2020)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institue Pertanian Bogor (CIEST-IPB) Irfan Syauqi Beik mengatakan keputusan merger tiga bank syariah BUMN menjadi terobosan yang signifikan dalam masa setahun pemerintahan Jokowi-Ma'aruf.

Adapun, perjanjian penggabungan bersyarat tiga bank syariah BUMN ditandatangani pada awal pekan lalu, yang menandakan proses merger dimulai.

Namun, dukungan kebijakan semestinya tidak berhenti pada aksi merger yang melahirkan bank syariah terbesar itu. Menurutnya, perlu ada dukungan kebijakan yang bersifat afirmatif untuk bank syariah. Salah satunya, kebijakan untuk memperkuat ekosistem bisnis syariah.

"Misalnya, ketika pemerintah menetapkan kawasan industri halal, maka seharusnya di kawasan itu menggunakan transaksi bank syariah. Ini akan membentuk ekosistem bisnis syariah," katanya, Selasa (20/10/2020).

Menurutnya, jika kebijakan yang mendukung pengembangan bank syariah terus didorong, maka diyakini mimpi Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia dapat tercapai. Apalagi, ini sejalan dengan komitmen Wakil Presiden Ma'aruf Amin yang mendorong ekonomi syariah selama kepemimpinannya.

"Saya berharap tidak berhenti sampai di sini [merger]. Kita masih perlu affirmative policy yang lebih kuat. Di samping kebijakan dari sisi edukasi yang menjadi penting terlihat dari tingkat literasi yang masih rendah," imbuhnya.

Sebagai informasi, tingkat literasi perbankan syariah sebesar 8,11% dan inklusi 11,06%. Angka ini jauh dari tingkat literasi terhadap perbankan nasional sebesar 29,66% dan inklusi sebesar 67,82%.

Namun, secara kinerja pembiayaan, DPK, dan laba, pertumbuhan industri perbankan syariah mampu melampaui pertumbuhan industri perbankan konvensional dan nasional. Per Juli 2020, aset perbankan syariah tumbuh tumbuh 9,88% yoy, di atas pertumbuhan perbankan konvensional sebesar 5,37% dan perbankan nasional 5,63%.

Sementara pembiayaan tumbuh 10,23%, di atas rata-rata perbankan konvensional sebesar 1,04% dan perbankan nasional 1,61%. Lebih lanjut, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 8,78%, di atas perbankan konvensional sebesar 8,44% dan perbankan nasional 8,46%.

Meski begitu, secara market share perbankan syariah tidak meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Dari sisi aset, market share perbankan syariah sebesar 6,11% per Juli 2020. Sementara dari sisi pembiayaan, market share perbankan syariah sebesar 6,71% pada Juli 2020, tidak berbeda dari tiga tahun sebelumnya yang berada di level 6%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper