Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Balik Rencana Penarikan Dana Muhammadiyah di Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Total nominal penempatan dana di tiga bank syariah BUMN belum diketahui pasti. Namun yang pasti, nilai penempatan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan tidaklah sedikit.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang BRI Syariah di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas membantah wacana menarik penempatan dana dari Bank Syariah Indonesia terkait dengan penetapan jajaran pengurus di bank hasil merger tersebut.

Asumsi itu muncul karena kajian menarik penempatan dana di Bank Syariah Indonesia bersamaan dengan penetapan manajemen baru hasil RUPSLB BRIsyariah yang digelar kemarin (15/12/2020).

Bank Syariah Indonesia merupakan nama baru PT Bank BRIsyariah Tbk. setelah efektif merger pada 1 Februari 2021. Proses merger melibatkan BRIsyariah, BNI Syariah, dan Mandiri Syariah, di mana BRIsyariah sebagai bank yang menerima penggabungan.

RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk. kemarin, menetapkan manajemen baru Bank Syariah Indonesia terdiri dari 9 anggota Dewan Komisaris, 4 anggota Dewan Pengawas Syariah, dan 10 anggota direksi perseroan. Adapun, anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak masuk dalam jajaran Dewan Pengawas Syariah.

"Emangnya Muhammadiyah pernah minta-minta jabatan?" katanya, Rabu (16/12/2020).

Berdasarkan hasil RUPSLB BRI Syariah, Dewan Pengawas Syariah terdiri dari Ketua Dewan Pengawas Syariah Mohamad Hidayat, Anggota Dewan Pengawas Syariah Oni Syahroni, Hasanudin, Didin Hafidhuddin.

Sebelumnya, para Dewan Pengawas Syariah tersebut menjabat di tiga bank yang akan dimerger. Mohamad Hidayat dan Oni Syahroni pernah menjabat sebagai DPS di Bank Syariah Mandiri, lalu Hasanudin di BNI Syariah, dan Didin Hafidhudin di BRI Syariah.

Adapun, salah satu anggota DPS BNI Syariah sebelumnya, Azzarudin Lathif merupakan lulusan program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta. Namun, Azharuddin tidak lagi menjadi DPS di Bank Syariah Indonesia.

Buya, begitu dia biasa disapa, mengatakan kajian itu muncul karena Bank Syariah Indonesia sudah terlampau menjadi bank yang sangat besar.

Pihaknya akan membentuk tim untuk mencari opsi penempatan dana di bank umum syariah maupun unit usaha syariah lainnya yang lebih memperhatikan UMKM sesuai dengan amanat dan ideologi organisasi.

Bank syariah yang menjadi opsi seperti UUS BTN, BPD Syariah seperti BJB Syariah maupun Bank Aceh Syariah, BPR/BPRS, Baitut Tamwil Muhammadiyah, maupun BMT.

Total nominal penempatan dana di tiga bank syariah BUMN belum diketahui pasti. Namun yang pasti, kata dia, nilai penempatan dana dalam bentuk giro, deposito, tabungan, tidaklah sedikit.

Muhammadiyah saat ini memiliki 170 Perguruan Tinggi, 400 Rumah Sakit, 340 Pesantren, dan sekitar 28.000 Lembaga Pendidikan. Adapun,

"Ada 10 Perguruan Tinggi yang Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanjanya sekitar Rp300 miliar - Rp500 miliar. Itu saja sudah Rp4 triliun. Ini [Perguruan Tinggi] jumlahnya 170, belum lagi rumah sakit, pesantren, sekolah. Nanti akan dipetakan oleh tim dimulai dari perguruan tinggi," katanya

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper