Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Lima Kebijakan BI untuk Sukseskan Pemulihan Ekonomi di 2021

Ada lima kebijakan lanjutan yang akan ditempuh BI untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pada 2021. Berikut ini pemaparannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia optimistis ekonomi Indonesia pada 2021 akan kembali ke jalur positif dan terakselerasi ke level pertumbuhan 4,8 hingga 5,8 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan ada lima kebijakan lanjutan yang akan ditempuh BI untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional pada 2021.

Pertama, BI tetap melanjutkan stimulus moneter, dengan tetap menempuh kebijakan suku bunga rendah dan likuiditas longgar hinga ada tanda-tanda kenaikan inflasi.

Sebagaimana diketahui, BI sepanjang 2020 telah memangkas suku bunga acuan hingga mencapai level terendah, menjadi sebesar 3,75 persen.

"Kami juga sudah melakukan pelonggaran likuiditas [quantitative easing] dalam jumlah yang besar Rp694,9 triliun, atau 4,49 persen PDB, ini merupakan salah satu yang terbesar di emerging market," katanya, Selasa (22/12/2020).

Di samping itu, Perry mengatakan kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah juga akan tetap dilanjutkan. Pihaknya memandang nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat karena secara fundamental masih undervalued, dengan didukung transaksi defisit berjalan dan inflasi yang rendah, imbal hasil yang menarik dan premi risiko yang semakin membaik.

Kedua, BI akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendukung pembiayaan dan ekonomi. Pada 2020, BI telah melakukan berbagai pelonggaran terkait kebijakan makroprudensial, seperti pelonggaran uang muka kredit dan dari sisi likuiditas.

Saat ini, BI tengah dalam proses merumuskan kebijakan makroprudensial yang juga dapat mendukung pembiayan sektor-sektor produktif.

Ketiga, BI akan melanjutkan sinergi dengan pemerintah untuk berpatrisipasi dalam pembiayaan APBN 2021. BI dan Kemenkeu akan melanjutkan skema pembagian beban atau burden sharing sesuai dengan keputusan bersama pada 16 April 2020, yaitu pembelian surat berharga negara (SBN) oleh BI sesuai dengan mekanisme pasar, di mana BI sebagai pembeli siaga atau noncompetitive bidder.

Burden sharing sesuai keputusan bersama pada 16 April 2020 akan dilanjut pada 2021 hingga 2022. "Di 2020 ada dua mekanisme pendanaan APBN, yaitu pembelian melalui mekanisme pasar sebagai pembeli siaga dan pembelian lansung. Pembelian langsung hanya berlaku di 2020, tapi pembelian melalui mekanisme pasar masih bisa berlangsung hingga 2021 dan 2022," jelasnya.

Keempat, BI akan mendukung pembiayaan pembangunan dari sektor keuangan. BI akan mendorong kontribusi sekor keuangan yang lebih besar dalam pembiayaan perekonomian, khususnya untuk pembiayan jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi maupun sekuritisais melalui program pemdalam pasar keuangan.

Kebijakan kelima, kata Perry, BI akan terus mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan digital. Salah satunya, BI menargetkan 12 juta UMKM bisa teregistrasi secara nasional dalam penggunaan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) pada 2021.

Selain itu, BI dalam proses menyambungkan digital banking dan financial technology (Fintech) melalui interlink kedua layanan. "Kami juga membangun BI fast payment sehingga bisa secara cepat menyelesaikan berbagai transaksi ritel dan UMKM secara digital," katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper