Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bank besar memperkirakan mampu mencapai pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) bisnis wealth management sebesar dua digit di tahun ini, di tengah tren bunga rendah.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bisnis wealth management perseroan mencatatkan pertumbuhan sangat baik pada dua bulan pertama tahun ini.
Menurutnya, pertumbuhan yang baik lantaran masyarakat mulai berminat investasi pada instrumen selain deposito. Hal itu disebabkan suku bunga simpanan yang rendah.
Data SPI OJK mencatat suku bunga rata-rata DPK rupiah bank umum terus melandai sejak awal tahun lalu. Per Desember 2020, suku bunga untuk jenis giro sebesar 1,91 persen dan tabungan 0,86 persen.
Untuk simpanan berjangka 1 bulan sebesar 4,22 persen dan 3 bulan sebesar 4,39 persen. Selanjutnya, simpanan berjangka 6 bulan sebesar 5,12 persen dan lebih dari 12 bulan sebesar 5,80 persen.
Lani mengatakan berbagai jenis instrumen investasi yang banyak diminati di tengah tren bunga rendah seperti obligasi negara ritel (ORI), reksadana, dan bancassurance.
"Sangat baik pertumbuhannya. Mungkin karena masyarakat mulai minat untuk instrumen investasi di luar deposito karena suku bunga simpanan yang rendah," terangnya, Selasa (16/3/2021).
Lani menyebutkan dana kelolaan bisnis wealth management perseroan mencapai Rp30 triliun per Desember 2020. Dia berharap angka tersebut dapat tumbuh di atas 10 persen pada tahun ini.
Adapun, jumlah nasabah layanan wealth management perseroan di kisaran 70.000 nasabah. Dia juga berharap jumlah nasabah dapat meningkat di atas 10 persen pada tahun ini.
SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma mengatakan sepanjang tahun lalu cukup banyak nasabah yang terdampak kondisi pandemi Covid-19. Sebagian besar nasabah mengalami penurunan total dana kelolaan (FUM) terutama pada nasabah tier Rp1 miliar-Rp2 miliar.
Walaupun perseroan telah merelaksasi ketentuan minimal keanggotaan, tetapi pada awal periode pandemi terutama sekitar Maret-Mei 2020, banyak nasabah pada tier terendah yang mengundurkan diri dari keanggotaan layanan Wealth Management yakni Mandiri Prioritas dan Mandiri Private.
"Hingga Desember 2020 total nasabah yang tergabung dalam layanan Wealth Management menjadi berjumlah 52.000 nasabah atau turun 5 persen dibandingkan posisi Desember 2019. Bahkan, jumlah nasabah tersebut juga belum mengalami peningkatan yang signifikan hingga posisi Februari 2021," sebutnya.
Menurutnya, penurunan tingkat suku bunga deposito tidak secara langsung menambah jumlah nasabah. Kondisi tersebut justru berdampak pada peningkatan total dana kelolaan menjadi Rp231 triliun atau naik hampir 10 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2019. Sebagian besar peningkatan tersebut berasal dari AUM Reksa Dana dan Surat Berharga.
"Hal ini sesuai dengan strategi bisnis yaitu menawarkan produk investasi sebagai solusi dari penurunan tingkat suku bunga deposito," katanya.