Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinjol Lewat Fintech Lending Legal Tembus Rp14 Triliun per Bulan

Angka ini membuat penyaluran pinjaman kumulatif sejak industri diresmikan pada kisaran 2018 kini telah menyentuh Rp221,56 triliun.
OJK dan AFPI menerima pengaduan mengenai fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK. Sedangkan untuk pinjaman online ilegal, pengaduannya bisa dilaporkan ke Kepolisian terdekat @ccicpolri dan Satgas Waspada Investasi (SWI)./Instagram-@ojkindonesia
OJK dan AFPI menerima pengaduan mengenai fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK. Sedangkan untuk pinjaman online ilegal, pengaduannya bisa dilaporkan ke Kepolisian terdekat @ccicpolri dan Satgas Waspada Investasi (SWI)./Instagram-@ojkindonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Industri teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending legal masih melanjutkan tren pertumbuhan penyaluran pinjaman online (pinjol) bulanan ke Rp14,79 triliun.

Angka ini membuat penyaluran pinjaman kumulatif sejak industri diresmikan pada kisaran 2018 kini telah menyentuh Rp221,56 triliun.

Hal ini terungkap berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada sejumlah 124 pemain fintech lending per Juni 2021 yang dikutip Rabu (11/8/2021). Angka penyaluran ini tampak naik dari pencapaian Rp13,16 triliun pada Mei 2021.

Kendati demikian, jumlah penerima pinjaman atau borrower tampak turun dari sebelumnya 38,7 juta entitas pada Mei 2021 menjadi 25,3 juta entitas pada Juni 2021, di mana menggambarkan rata-rata nilai pinjaman tiap borrower mengalami kenaikan.

Sebelumnya, mengawali periode 2021, pinjaman selama Januari mencapai Rp9,38 triliun, berlanjut Rp9,58 triliun pada Februari, kemudian Rp11,76 triliun pada Maret, dan mulai melonjak lagi pada April di mana penyaluran pinjaman bulanan mencapai Rp12,18 triliun.

Apabila dijumlahkan, penyaluran industri pada semester I/2021 mampu mencapai Rp70,88 triliun, Naik jauh dari periode Januari-Juni 2020 yang hanya menyentuh Rp31,97 triliun.

Adapun, dari sisi kinerja nilai outstanding atau besar sisa pokok pinjaman pada waktu tertentu di luar bunga, denda, dan penalti, juga mampu menembus Rp23,38 triliun, naik secara tahunan mencapai 98,8 persen (year-on-year/yoy) atau nyaris dua kali lipat, dari Rp11,76 triliun per Juni 2020.

Antusiasme dan kepercayaan terhadap industri pun makin besar, tergambar dari kenaikan jumlah pendana atau lender ke angka 8,9 juta entitas per Juni 2021. Sebagai perbandingan, pada awal tahun 2021 entitas lender yang tercatat telah memberikan pendanaan lewat platform P2P baru 6,5 juta entitas.

Kategori lender aktif terbanyak selaku penyumbang outstanding masih dipegang lender ritel atau perorangan dalam negeri sebanyak 171.878 entitas dengan nilai pendanaan Rp5,2 triliun. Selanjutnya, lender ritel luar negeri (447 entitas), lender institusi badan hukum lain-lain dalam negeri (208 entitas), lender institusi perbankan dalam negeri (102 entitas), dan IKNB (74 entitas).

Sementara itu, apabila dilihat dari sisi penyumbang nilai outstanding terbesar, dipegang kategori lender aktif institusi badan hukum lain-lain, yaitu 208 entitas dengan nilai pendanaan Rp7,73 triliun. Disusul institusi badan hukum lain luar negeri di kisaran Rp4,5 triliun, lender retail dalam negeri, lender institusi perbankan senilai Rp2,7 triliun, dan lender dari IKNB di Rp1,4 triliun.

Sekadar informasi, sepanjang 2020 industri mampu menyalurkan pinjaman kepada borrower mencapai Rp74,41 triliun. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menargetkan penyaluran pinjaman industri P2P pada periode 2021 ini mampu mencapai lebih dari Rp100 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper