Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Langkah Perbankan Bangun Digital Branch, Kantor Cabang Masa Depan

Hadirnya digital branch tentu tidak berangkat dari ruang kosong. Inovasi ini bermula ketika layanan perbankan berbasis teknologi informasi atau dikenal sebagai electronic banking (e-banking) kian menjamur.
Nasabah melakukan transaksi top-up saldo e-money melalui mesin khusus e-money di salah satu cabang Bank Mandiri, di Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Nasabah melakukan transaksi top-up saldo e-money melalui mesin khusus e-money di salah satu cabang Bank Mandiri, di Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Transformasi layanan perbankan secara digital membuat sejumlah bank mendorong implementasi digital branch, yang berfungsi khusus memproses registrasi nasabah dan pembukaan rekening secara mandiri.

Digital branch atau kantor cabang digital merupakan tahap menuju layanan perbankan digital. Layanan ini bertujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, serta mutu pelayanan bank pada nasabah.

Hadirnya digital branch tentu tidak berangkat dari ruang kosong. Inovasi ini bermula ketika layanan perbankan berbasis teknologi informasi atau dikenal sebagai electronic banking (e-banking) kian menjamur.

Dimulai dari kemunculan anjungan tunai mandiri (ATM), electronic data capture (EDC), internet banking, SMS banking, phone banking, hingga mobile banking. Semuanya berfungsi untuk mempermudah transaksi nasabah di mana saja dan kapan saja dengan fitur beragam.

Alhasil, meningkatnya transaksi mobile banking berdampak pada penurunan transaksi lewat ATM dan kantor cabang. Ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku nasabah dalam mengakses layanan perbankan.

Perubahan tersebut lantas disikapi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) untuk mengakselerasi layanan digital branch. Emiten bank bersandi BMRI ini akan mulai menguji coba konsep Branch of the Future di cabang Jakarta Plaza Mandiri.

Cabang itu akan didukung dengan inovasi terkini di bidang perbankan digital. Rencananya, hingga akhir tahun ini, perseroan akan memiliki empat cabang dengan konsep tersebut.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bahwa selain pengembangan sisi bisnis dan teknologi, perseroan juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia. Pengembangan ini akan diperkuat lewat program Mandirian Siap Jadi Digital.

Ada lima aktivitas utama dalam program itu, yakni Siap Akselerasi Pengembangan Kapabilitas Digital, Siap Bangun Kapabilitas Pembeda, Siap Adaptasi Perubahan Fungsi, Siap Disrupsi Karir dengan Tantangan baru dan Siap Tingkatkan Produktivitas.

“Dalam setiap aktivitas program Mandiri Siap tersebut, kami telah merumuskan sejumlah pendekatan dan kegiatan yang diharapkan akan meningkatkan tingkat pencapaian target adopsi digital di Bank Mandiri,” ujar Darmawan.

Selain Bank Mandiri, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga siap berinovasi mengembangkan konsep model cabang masa mendatang agar lebih efisien.

Hal itu akan terwujud dalam mesin-mesin digital yang dapat digunakan oleh nasabah secara mandiri. Misalnya, penggunaan mesin CS Digital, salah satu layanan BCA yang dapat dilakukan secara self-service.

Mesin CS Digital BCA dengan fitur ganti kartu ATM menggunakan KTP elektronik sudah bisa dilakukan sejak April 2019. Hingga saat ini, BCA memiliki hampir 1.200 mesin CS Digital BCA yang tersebar di berbagai lokasi.

Langkah Perbankan Bangun Digital Branch, Kantor Cabang Masa Depan

Nasabah bertransaksi di ATM BCA/Istimewa

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan jika nasabah ingin mengganti kartu debit atau kartu ATM karena hilang atau tidak perlu panik. Sebab, mesin CS Digital BCA akan siap membantu.

“Nasabah atau calon nasabah hanya perlu membawa KTP elektronik saja sebagai alat verifikasi untuk transaksi di mesin CS Digital. Hal ini memudahkan nasabah khususnya di masa pandemi saat ini,” ujarnya.

Nasabah BCA juga dapat melakukan berbagai transaksi customer service dengan nyaman, serta dapat diakses 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu di lokasi-lokasi CS Digital BCA yang telah ditentukan.

Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) telah meresmikan kantor cabang digital di Gedung The Tower Jakarta. Kantor ini merupakan relokasi dari kantor BSI cabang Tendean, Jakarta.

Langkah Perbankan Bangun Digital Branch, Kantor Cabang Masa Depan

Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan inisiatif modern bank serta digital banking menjadi salah satu komitmen BSI untuk mewujudkan one stop financial banking.

Selain itu, perseroan berupaya memberikan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi melalui kecepatan akses, ketepatan serta keamanan dalam bertransaksi.

“Lewat pengoperasian kantor cabang digital ini, kami ingin memberikan layanan dan nilai tambah yang jauh lebih baik untuk nasabah,” ujar Hery.

Dengan proses layanan yang customer centric, nasabah yang datang ke cabang digital branch ini tidak perlu lagi mendatangi meja customer service (CS) seperti layanan pada cabang biasa, tetapi CS yang akan secara proaktif menghampiri nasabah.

Layanan customer centric ini juga tersedia dalam bentuk self-service machine, mesin ATM dan CRM (cash recycle machine). Selain itu, proses pengisian formulir nasabah dibuat dengan jauh lebih sederhana, yakni cukup dengan memasukan data di device yang tersedia.

PANDUAN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis panduan penyelenggaraan digital branch oleh bank umum. Dalam panduannya, otoritas menyatakan penyelenggaraan kantor cabang digital bisa melalui beberapa jenis media digital.

Seperti halnya, layar monitor yang berisikan informasi layanan perbankan, mesin pembaca KTP elektronik, alat pemindai, kamera, mikrofon, dan layar video untuk berkomunikasi secara audio visual dengan pegawai bank.

Otoritas juga mengimbau bahwa penyelenggaraan digital branch harus memerhatikan prinsip kehatian-hatian bank, prinsip pengamanan, integrasi sistem TI, efektivitas biaya, dan perlindungan nasabah yang memadai.

Perlindungan terhadap nasabah dan perbankan menjadi poin penting. Perkembangan teknologi dan digitalisasi juga berpotensi membuat persoalan antara nasabah dengan bank semakin tidak terelakkan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menilai bahwa selama masa pandemi Covid-19, aktivitas virtual makin bergeliat. Apalagi, perubahan pola kerja dari work from office (WFO) ke work from home (WFH) menjadikan data-data sektor keuangan lebih terbuka dalam risiko serangan siber.

OJK sempat menyebutkan bahwa selama pandemi Covid-19, satu dari empat serangan siber atau 25,3 persen terjadi di sektor jasa keuangan. Oleh karena itu, otoritas akan mewaspadai potensi serangan siber, ataupun system failure dan digital blackout di sektor perbankan.

Dia pun menyampaikan bahwa OJK akan meluncurkan peta jalan guna mengakselerasi manajemen risiko transformasi. Hal ini dilakukan agar industri perbankan dapat mengikuti pesatnya perkembangan digitalisasi.

“Kondisi demikian menuntut akselerasi digital di sektor perbankan. Sebab, jika tidak, aktivitas tersebut akan dimanfaatkan oleh pemain shadow banking yang semakin lincah mengakselerasi digital,” kata Heru.

Selain itu Heru menuturkan bahwa dalam transformasi digital di industri perbankan, pihaknya akan memberikan panduan kepada bankir supaya data nasabah dapat dikelola dengan baik.

“Paling lambat dalam 2 bulan, kami akan memberikan panduan dan bagaimana kita mengaturnya, sehingga nasabah merasa secure melakukan transaksi yang aman dan dengan tata kelola yang baik,” ujar Heru.

OJK sempat menyebutkan bahwa selama pandemi Covid-19, satu dari empat serangan siber atau 25,3 persen terjadi di sektor jasa keuangan. Oleh karena itu, otoritas akan terus mewaspadai potensi-potensi serangan siber, ataupun system failure dan digital blackout.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper