Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DBS Lirik Bisnis Ritel Citigroup di Asia

DBS Group Holdings Ltd. dan Standard Chartered Plc dikabarkan tertarik membeli bisnis ritel milik Citigroup Inc. di Asia
Kantor Citibank di New York./Bloomberg - Mark Kauzlarich
Kantor Citibank di New York./Bloomberg - Mark Kauzlarich

Bisnis.com, JAKARTA - DBS Group Holdings Ltd. dan Standard Chartered Plc dikabarkan tertarik membeli bisnis ritel milik Citigroup Inc. di Asia.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (21/10/2021)  kedua bank tersebut tertarik untuk menawar aset ritel di Indonesia, Filipina, Taiwan, India, dan Thailand yang mana akan berakhir pekan ini.

Adapun, penjualan aset tersebut menawarkan kesempatan bagi oembeli untuk meningkatkan bisnis kartu kredit serta wealth management di lima negara tersebut.

Penjualan ini memilik daya tarik tinggi dikarenakan pendapatan bunga karena biaya yang tinggi di wilayah ini, di mana yang sudah tidak sesuai dengan strategi baru Citi.

Citigroup sebelumnya memutuskan keluar dari bisnis ritel dari 13 pasar di Asia,  Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Bisnisnya di Australia dijual ke National Australia Bank Ltd pada bulan Agustus.

Di Asia, Citigroup ingin memfokuskan bisnis pada unit yang menguntungkan seperti perbankan investasi, dan memfokuskan bisnis kekayaannya di sekitar hub di Hong Kong, London, Singapura, dan Uni Emirat Arab. 

CEO DBS Singapura Piyush Gupta mengatakan pada Agustus lalu, tingkat modal bank cukup tinggi untuk membeli lebih banyak aset tanpa mengumpulkan dana tambahan, dan menyatakan minatnya di beberapa pasar Asia. Meski demikian, seorang perwakilan DBS menolak berkomentar.

Citigroup akan mengevaluasi proposal di setiap pasar berdasarkan isu-isu lain seperti antitrust, perlindungan pekerjaan dan strategi.

DBS, Standard Chartered, Cathay Financial Holding Co dan Fubon Financial Holding Co dikabarkan  mengajukan penawaran untuk aset Citigroup di Taiwan. 

Di mana aset ritel Citigroup di Taiwan diperkirakan bisa menghasilkan penjualan sekitar US$ 2 miliar. Atau bahkan bisa mencapai US$ 4 miliar, tergantung aset mana saja yang akan dilepas.

Sementara itu, pemerintah Taiwan akan memantau dan mencegah Citigroup mentransfer klien besarnya tinggi di Taiwan ke unitnya di Hong Kong dan Singapura.

Hingga saat ini perwakilan Standard Chartered dan Fubon menolak berkomentar. Cathay tidak segera menanggapi panggilan telepon dan email yang meminta komentar.

Adapun penawaran di Indonesia, Filipina, Taiwan dan Thailand jatuh tempo pada Jumat (22/10/2021) sedangkan penawaran untuk unit India akan jatuh tempo minggu depan. 

Aset di Thailand dan India dikabarkan akan dilego dengan harga US$ 2 miliar, sedangkan di Indonesia dan Filipina bernilai US$ 1 miliar.

Untuk bisnis di Thailand, dikabarkan Bank of Ayudhya Pcl milik Mitsubishi UFJ Financial Group Inc., juga mempertimbangkan penawaran ini.

Seorang perwakilan untuk Bangkok Bank menolak berkomentar, sementara Bank of Ayudhya tidak segera menanggapi email yang meminta komentar.

Selanjutnya untuk bisnis di India, beberapa  bank tertarik untuk melakukan penawaran , di antaranya Kotak Mahindra Bank Ltd yang dikendalikan oleh bankir terkaya dunia, Uday Kotak, lalu HDFC Bank Ltd dan ICICI Bank Ltd.

Bloomberg pun menekankan bahwa hingga saat ini perwakilan Kotak Mahindra dan HDFC Bank menolak berkomentar. ICICI tidak menanggapi email yang meminta komentar.

DBS dan Singapura United Overseas Bank Ltd sedang mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran aset Citigroup di Indonesia.  Malayan Banking Bhd juga mempertimbangkan ikut menawar. 

Dan untuk Filipina pun ada beberapa bank yang melalukan penawaran antara BDO Unibank, Metropolitan Bank & Trust Co, Bank of the Philippine Islands, dan Union Bank of the Philippines. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper