Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan dan menyimpan potensi ketidakpastian buat para investor saat investasi dalam menghadapi periode 2022.
Veren Geby Salim, Research Analyst Ternak Uang (PT. Ternak Uang Nusantara), platform edukasi keuangan & investasi, mengungkap setidaknya ada 4 tantangan buat berinvestasi di sepanjang tahun ini.
Pertama, risiko lonjakan kasus Covid-19 dan varian barunya. Pasalnya, walaupun jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air telah melandai dan berhasil melewati puncak pandemi gelombang kedua, masyarakat tetap perlu berhati-hati dengan perkembangan varian Omicron.
Kedua, tapering off the fed yang berpotensi menimbulkan inflasi di Amerika Serikat, sehingga dampaknya akan turut berpengaruh ke Indonesia.
"Ketika inflasi tinggi, suku bunga ikut meningkat dan akan berpengaruh pada penurunan demand, sehingga menimbulkan gejolak keuangan di negara-negara emerging market, seperti Indonesia," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (24/1/2022).
Namun demikian, pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia 2022 bisa tumbuh 5-6 persen, atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya 3,5 sampai 4 persen. Veren melihat untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah. Dengan adanya pemulihan ekonomi, maka akan ada kenaikan inflasi dari 2,5 persen - 3,5 persen dan suku bunga di kisaran 3,75 - 4 persen.
Baca Juga
"Dari kacamata investor, ketika ada indikator kenaikan suku bunga, ada peluang investasi yang bisa kita lirik, yaitu pasar uang. Kenapa? Karena sebagian besar instrumen di pasar uang itu investasinya di time deposit, dan dengan kenaikan deposit investor maka akan naik juga nilai investasinya," sambung Veren.
Veren juga mengingatkan, berkaca pada volatilitas tahun 2021 yang sudah tinggi, maka pasar uang bisa menjadi pelabuhan saat market kurang begitu kondusif lagi akibat Covid-19.
Ketiga, krisis energi dan inflasi global yang diperkirakan masih akan menerjang China hingga Eropa pada tahun ini. Imbasnya bahkan menimbulkan inflasi di Amerika Serikat hingga mencapai 6 persen, dengan implikasi yang akan terasa hingga ke Indonesia.
Keempat, perubahan Iklim dan perubahan lingkungan, yang tanpa disadari bisa memberi dampak pada ekonomi dunia, dan akhirnya berpengaruh pada hasil investasi.
"Maka dari itu, dampak perubahan iklim terhadap pengembalian investasi bergantung pada tiga hal utama, yakni output ekonomi akibat kenaikan suhu, biaya upaya mitigasi, dan kerugian aset terlantar atau stranded asset," jelasnya.