Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) masuk ke dalam daftar top losers selama sepekan, terhitung sejak tanggal 24–28 Januari 2022.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Minggu (30/1/2022), saham Bank Amar bercokol di peringkat keenam dengan penurunan sebesar 23,31 persen atau dari level Rp665 per lembar saham menuju Rp510.
Sementara itu, menurut laporan RTI, saham emiten dengan sandi AMAR ini merosot 6,42 persen pada perdagangan Jumat (28/1/2022). Sehari sebelumnya, saham perseroan juga mengalami penurunan sebesar 6,84 persen. Saat ini, kapitalisasi pasar AMAR mencapai Rp4,10 triliun.
Kendati merosot selama sepekan, saham Bank Amar masih menunjukkan sinyal positif selama tiga bulan terakhir. Dalam kurun waktu tersebut, saham perseroan telah naik 80,85 persen. Adapun, selama 6 bulan terakhir, saham AMAR menanjak 82,14 persen.
Perseroan pada akhir tahun lalu telah menyatakan kesiapannya untuk memenuhi modal inti Rp3 triliun pada 2022. Bank Amar juga sudah mengantongi persetujuan untuk melakukan penambahan modal melalui rights issue.
Restu itu diraih dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada awal November 2021. Rapat itu menyetujui rencana penambahan modal dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 20 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Selain itu, Bank Amar juga sudah menyampaikan aksi korporasi tersebut kepada Bursa Efek Indonesia sebagai bentuk dari keterbukaan informasi.
Saat ini, pelaksanaan rights issue Bank Amar sudah memasuki periode first registration dan keseluruhan aksi tersebut ditargetkan dapat rampung pada Februari 2022.