Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Likuiditas Perbankan Akan Masih Besar Meski Ada Kenaikan GWM

Bank Indonesia (BI) menegaskan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) tidak akan berdampak pada kemampuan penyaluran kredit perbankan dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan APBN.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan dilakukan tahun ini tidak akan berdampak pada kemampuan penyaluran kredit perbankan dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan APBN.

Pada konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) hari ini, Rabu (2/2/2022), Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan bahwa likuiditas di perbankan hingga saat ini masih sangat besar. Dia menyebut Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) saat ini sebesar 35 persen.

"Likuiditas di perbankan sangat besar. Alat likuid per DPK itu 35 persen. Jadi, sekali lagi alat likuid itu sangat melimpah," tegasnya pada acara tersebut, dikutip dari YouTube Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Rabu (2/2/2022).

Sebelum pandemi Covid-19, Perry mengatakan rasio alat likuid per DPK terbesar justru masih lebih rendah dari rasio saat pandemi. Dia menyebut rasio AL/DPK terbesar pada sebelum pandemi Covid-19 hanya menyentuh 21 persen.

Oleh sebab itu, Perry menegaskan bahwa kebijakan kenaikan GWM secara bertahap di tahun ini tidak akan mengganggu penyaluran kredit perbankan. Seperti diketahui, BI mencatat pertumbuhan kredit tahun lalu mencapai 5,24 persen (yoy).

Adapun, kenaikan GWM direncakan dilakukan secara bertahap untuk bank umum konvensional (BUK), bank umum syariah (BUS), dan unit usaha syariah (UUS).

Perry menyampaikan bahwa kenaikan GWM akan dilakukan mulai 1 Maret 2022 sebesar 150 bps. Lalu, kenaikan GWM dilanjutkan sebesar 100 bps pada 1 Juni 2022, dan 50 bps pada 1 September 2022.

"Itu alat likuid [per DPK] akan turun. Tapi, 35 persen ke 30 persen. Alat likuid akhir tahun kita perkirakan menjadi 30 persen. Itu masih juga lebih tinggi dari [rasio] tertinggi sebelum Covid-19. Tolong dipahami kenaikan GWM tidak akan membuat likuditas perbankan itu [semakin semput], bahkan masih berlebih," jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper