Bisnis.com, JAKARTA — PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 93,52 persen year on year (yoy) pada 2021, meski perolehan pendapatan premi bruto perseroan tertekan.
Berdasarkan laporan keuangan 2021 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia, Senin (23/5/2022), Tugure membukukan laba setelah pajak senilai Rp26,86 miliar atau naik 93,52 persen dibandingkan perolehan pada 2020 yang mencapai Rp13,88 miliar.
Peningkatan laba tersebut didorong dengan adanya manfaat pajak penghasilan yang dibukukan perseroan senilai Rp5,89 miliar pada 2021.
Dari sisi pendapatan underwriting, jumlah premi bruto perseroan mengalami penurunan sebesar 23,15 persen yoy menjadi Rp1,66 triliun, dari sebelumnya bisa mencapai Rp2,16 triliun pada 2020.
Sedangkan dari sisi beban underwriting, klaim bruto perseroan pada 2021 tercatat mencapai Rp1,41 triliun atau turun 25,39 persen yoy. Meski demikian, perseroan membukukan kenaikan cadangan klaim senilai Rp140,16 miliar, sehingga jumlah beban klaim netto perseroan meningkat 6,42 persen yoy menjadi Rp1,16 triliun.
Hasil underwriting perseroan pun tercatat turun menjadi Rp1,18 miliar di 2021, dari sebelumnya Rp4,39 miliar di 2020.
Sementara itu, sampai dengan Desember 2021, Tugure tercatat memiliki jumlah aset senilai Rp4,35 triliun. Nilai ini turun 2,25 persen yoy dibandingkan posisi pada 2020 yang mencapai Rp4,45 triliun.
Adapun, rasio pencapaian solvabilitas perseroan di 2021 masih terjaga di level 230 persen.