Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sengkarut Kredit Macet Titan Energy Rp6,5 Triliun, Ini Penjelasan CIMB Niaga

Kredit sindikasi yang diberikan kepada perusahaan batu bara Titan Energy senilai Rp6,5 triliun mengalami gagal bayar atau kredit macet sehingga menyeret masalah tersebut ke pengadilan. CIMB Niaga salah satu kreditur bersama Bank Mandiri dan Credit Suisse AG.
Ilustrasi Kantor Cabang CIMB Niaga (BNGA), bank milik CIMB Group asal Malaysia itu terlibat dalam sindikasi kredit kepada Titan Energy senilai Rp6,5 triliun bersama Bank Mandiri dan Credit Suisse AG.
Ilustrasi Kantor Cabang CIMB Niaga (BNGA), bank milik CIMB Group asal Malaysia itu terlibat dalam sindikasi kredit kepada Titan Energy senilai Rp6,5 triliun bersama Bank Mandiri dan Credit Suisse AG.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) memberikan penjelasan kepada otoritas bursa terkait dengan sengkarut kredit sindikasi yang diberikan kepada PT Titan Infra Energy. Perusahaan batu bara ini dituding mengingkari kesepakatan perjanjian fasilitas kredit sindikasi sehingga mengalami kredit macet.  

Melalui surat bernomor S-04900/BEI.PP1/06-2022 tanggal 20 Juni 2022, Bursa Efek Indonesia meminta penjelasan kepada CIMB Niaga atas pemberitaan di media massa yang berjudul PN Jaksel Diminta Tolak Praperadilan Titan Group.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (21/6/2022), manajemen CIMB Niaga membenarkan bahwa perseroan merupakan anggota sindikasi yang memberi pinjaman kepada PT Titan Infra Energy atau TIE.

“Jumlah kucuran awal sebesar US$450 juta, porsi CIMB Niaga adalah 20 persen, porsi Bank Mandiri adalah 60 persen, dan sedangkan sisanya 20 persen adalah Credit Suisse dan Trafigura,” ujar Direktur Kepatuhan CIMB Niaga Fransiska Oei dalam surat kepada otoritas bursa.

Dia menjelaskan bahwa saat ini pinjaman yang dikucurkan kepada Titan Infra Energy berstatus kredit macet. Namun, kegiatan operasional perusahaan batu bara ini disebut masih berjalan.

Fransiska melanjutkan CIMB Niaga mengetahui pelaporan yang dilakukan Bank Mandiri ke kepolisian berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang dilakukan Titan Infra Energy dan anak perusahaan, ketika perseroan diminta hadir sebagai saksi.

Namun, CIMB Niaga tidak mengetahui mengenai pengajuan gugatan praperadilan yang dilancarkan Titan Infra Energy terhadap Bareskrim Polri.

Dia menyatakan bahwa CIMB Niaga tidak melakukan tindakan apa pun yang berkaitan dengan kasus hukum dalam pemberitaan tersebut. Menurutnya, para kreditur dan Titan Infra Energy saat ini masih mendiskusikan skema restrukturisasi pinjaman.

Fransiska menambahkan tidak ada informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat memengaruhi kelangsungan hidup perseroan, serta harga saham dari emiten bank berkode saham BNGA ini.

Dikutip dari sejumlah sumber, sengkarut ini bermula ketika tahun 2018 Titan Infra Energy mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), CIMB Niaga, dan Credit Suisse AG. Nilai kredit sebesar US$450 juta itu setara dengan Rp6,5 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS).

Dalam perjanjian tersebut disepakati hasil penjualan produk Titan berupa batu bara sebanyak 20 persen sebagai jaminan pembayaran pelunasan kredit. Lalu, 80 persen disepakati sebagai dana operasional perusahaan.

Namun, sejak Februari 2020, kreditur sindikasi bank yang mengucurkan uang ke Titan tidak lagi menerima pembayaran angsuran alias kredit macet dan telah masuk ke dalam program restrukturisasi.

Sementara itu, sampai dengan berita ini diturunkan, pihak Titan Infra Energy belum memberikan pernyataan terkait dengan kabar tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper