Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Kreatif, Ini Cara Multifinance Beraset Jumbo Gaet Pelanggan Lewat Platform Digital

Segala upaya dilakukan perusahaan multifinance beraset jumbo untuk menarik pelanggan di ruang virtual. Modal jumbo saja saat ini rasanya tidak cukup, karena leasing dituntut semakin kreatif memberikan layanan digital.
Ilustrasi - Perusahaan multifinance beraset jumbo semakin kreatif menggaet pelanggan lewat platform digital. /Bisnis-Endang Muchtar
Ilustrasi - Perusahaan multifinance beraset jumbo semakin kreatif menggaet pelanggan lewat platform digital. /Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Segelintir perusahaan pembiayaan (multifinance/leasing) beraset jumbo mengakui bahwa inisiatif digital merupakan keniscayaan, demi mensukseskan misi regenerasi pelanggan. 

Oleh sebab itu, kendati telah populer sebagai pemimpin pangsa pasar, para leasing tetap menganggarkan belanja modal (capex) untuk investasi teknologi informasi (TI), serta terus memutakhirkan kapasitasnya dalam menjalankan strategi digitalisasi.

Emiten pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) sebagai salah satu pemimpin pangsa pasar lini bisnis pembiayaan kendaraan, terutama sepeda motor, menjadi salah satu contoh leasing yang rajin menggelontorkan investasi TI sejak 2019. 

Berdasarkan laporan keuangan ADMF periode 2021, investasi barang modal pada 2019, 2020, dan 2021 tercatat dalam tren menipis, berturut-turut sebesar Rp155,3 miliar, Rp134,6 miliar dan Rp70,2 miliar. Porsi untuk investasi terkait perangkat lunak dan perangkat lunak dalam penyelesaian dalam kurun waktu tersebut, masing-masing Rp75,9 miliar, Rp84,2 miliar, dan Rp43 miliar.

Hasilnya, leasing dengan aset Rp23,72 triliun ini telah memiliki platform digital Adiraku, marketplace kendaraan Momobil dan Momotor, platform layanan servis kendaraan Moservice, serta laman layanan pembiayaan multiguna bernama Dicicilaja.

Direktur Keuangan sekaligus Direktur Utama Adira Finance terpilih yang kini tengah menjalani proses penilaian OJK, I Dewa Made Susila menggambarkan bahwa persiapan untuk berkompetisi dalam layanan digital merupakan perjalanan panjang. Mulai dari kesiapan internal, mempercepat pelayanan dan proses dari yang sebelumnya manual, baru kemudian digitalisasi aspek eksternal atau yang berhubungan dengan para pelanggan.

"Kalau sudah masuk digital, setiap tahun pasti akan terus ada pembaruan. Makanya dibangun secara bertahap. Infrastruktur dan kapasitas internal perusahaan yang jadi prioritas, kemudian proses bisnis. Kedua hal ini harus siap terlebih dahulu sebelum benar-benar menyajikan kanal digital buat akses pelanggan," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (5/7/2022).

Made mencontohkan masih ada tipe pelanggan yang lebih senang mengajukan pembiayaan secara langsung lewat tatap muka, pergi ke dealer kendaraan, atau mengakses kanal pembiayaan konvensional lain-lain. Tapi sebagian di antaranya ternyata sudah terbiasa survei harga lewat marketplace, sudah tak suka memakai dokumen kertas, atau merupakan pelanggan repeat order yang butuh cepat ketika mengajukan pembiayaan lagi, tanpa perlu mengulangi segala proses pengajuan yang ribet.

"Pada prinsipnya digitalisasi bertujuan membuat proses pembiayaan lebih fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan. Harapannya, pangsa pasar Adira Finance pun bisa lebih luas, karena bisa mencakup masyarakat yang sudah serba digital, terutama anak-anak muda," ungkapnya.

Senada, PT BCA Finance juga mengembangkan aplikasi bernama FINA untuk mengakomodasi layanan digital buat pelanggan. Adapun, dalam hal memperluas pangsa pasar lewat digitalisasi, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini memilih strategi memanfaatkan media sosial.

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mencontohkan baru-baru ini pihaknya baru saja memantapkan pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi lini bisnis mobil bekas lewat Instagram @mybcaf.usedcar. 

Bukan hanya memamerkan foto kondisi kendaraan, leasing dengan aset Rp8,37 triliun ini juga memberikan gambaran simulasi pembiayaan sesuai tenor yang dibutuhkan pelanggan, serta mencantumkan akun resmi dealer atau showroom mitra penyedia kendaraan terkait.

"Kami sudah membiayai mobil bekas sejak 2005, sudah lama, tapi memanfaatkan sarana media sosial sebagai sarana promosi mulai fokus periode 2022 ini. Segala inovasi berkaitan digital, termasuk aplikasi FINA, sedang terus kami kembangkan," jelasnya.

Adapun, terkait bujet capex untuk memperkuat inisiatif digitalisasi, Roni menjelaskan bahwa nilainya naik dari Rp111 miliar pada tahun lalu menjadi Rp121 miliar pada periode ini, dengan porsi sekitar 40 persen di antaranya untuk belanja perangkat keras dan perangkat lunak terkait IT.

Terakhir, PT Mandiri Tunas Finance yang saat ini tercatat memiliki aset Rp18,71 triliun, memfokuskan digitalisasi untuk integrasi layanan pembiayaan kendaraan bersama induk usaha, serta demi menjaga relevansi layanan untuk konsumen muda yang notabene semakin melek layanan digital.

Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis menjelaskan itulah yang membawa bujet capex untuk investasi terkait TI pada tahun ini mengalami peningkatan, tepatnya dari Rp30 miliar pada 2021 menjadi Rp50 miliar sepanjang 2022.

"Kami lebih banyak investasi ke proses, terutama berkaitan integrasi dengan berbagai platform digital lain. Harapannya, mempermudah dan mempercepat proses bagi rekanan, seperti dealer, bank, dan lain-lain, juga sekaligus memutakhirkan pelayanan ke nasabah, terutama para nasabah muda. Sementara terkait aplikasi mobile buat pelanggan, kami juga terus membangun dan menambah fitur-fitur MTF GO," ujarnya.

William menjelaskan bahwa saat ini produk yang paling banyak dilirik para debitur lewat kanal digital MTF, yaitu kredit mobil para nasabah referral dari Bank Mandiri, serta produk pembiayaan multiguna dana tunai besutan MTF yang bernama Cash Aja.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper