4. Allo Bank (BBHI)
Kemudian, emiten bank digital milik taipan Chairul Tanjung alias CT ini mencatatkan kenaikan aset sebesar 131 persen yoy, dari Rp4,22 triliun menjadi Rp9,77 triliun. Pertumbuhan aset perseroan salah satunya berasal dari kenaikan penyaluran kredit yang diberikan Allo Bank yang melesat 655 persen yoy.
Hingga Juni 2022, kredit yang diberikan Allo Bank naik dari Rp889,28 miliar menjadi Rp6,71 triliun. Dari sisi liabilitas, yakni berupa dana murah mengalami penurunan 25 persen yoy, dari Rp280,9 miliar menjadi Rp209,59 miliar.
Penurunan dana murah BBHI disebabkan oleh pos giro yang turun 89 persen yoy menjadi Rp22,85 miliar, dari semula Rp199,85 miliar pada Juni 2021. Sementara itu, DPK Allo Bank tumbuh 71 persen yoy dari Rp1,86 triliun menjadi Rp3,19 triliun.
5. BCA Digital
BCA Digital melalui bank digital bernama Blu membukukan total aset sebesar Rp8,35 triliun. Aset yang dimiliki BCA Digital naik 178 persen yoy dari semula Rp3 triliun. Sementara itu, kredit yang diberikan perseroan menjadi Rp1,75 triliun pada 30 Juni 2922.
Anak perusahaan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini juga mencatat kenaikan yang terjadi pada tabungan dan deposito. Keduanya melesat hingga lebih dari 48 kali lipat atau tumbuh 4.772 persen yoy, menjadi Rp4,23 triliun dari semula bernilai Rp89,92 miliar.
Apabila dirinci, tabungan merangkak naik dari Rp23,35 miliar menjadi Rp1,27 triliun, sedangkan untuk deposito naik dari Rp63,57 miliar menjadi Rp2,95 triliun.
6. Aladin Syariah (BANK)
Di posisi terakhir, ada Bank Aladin Syariah dengan total aset mencapai Rp2,79 triliun. Aset tersebut naik 132 persen yoy dari sebelumnya bernilai Rp1,2 triliun.
Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Marsudi mengatakan peningkatan aset BANK terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan pada surat berharga yang dimiliki.
Secara terperinci, surat berharga yang dimiliki Bank Aladin mencapai Rp1,5 triliun pada Juni 2022. Nilai itu tumbuh 42 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp1,05 triliun.
Sementara itu, pos aset tetap dan inventaris yang dimiliki BANK tumbuh 294 persen yoy menjadi Rp49,68 miliar, serta pos aset lainnya juga merangkak naik sebesar 111 persen yoy, dari Rp63,07 miliar menjadi Rp133 miliar.
Hingga akhir Juni 2922, total liabilitas dan dana syirkah temporer perseroan sebesar Rp785 miliar atau turun 30,28 persen secara year-to-date (ytd). Penurunan ini disebabkan oleh kontraksi dana syirkah temporer.