Bisnis.com, JAKARTA — Surya Fajar Sekuritas (SF Sekuritas) dalam laporan riset ekuitasnya memperkirakan bahwa PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) akan mencatatkan laba bersih sebesar Rp150,9 miliar pada 2023.
Analis SF Sekuritas menyebutkan dalam laporannya bahwa laba bersih itu didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). SF Sekuritas juga memperkirakan pertumbuhan rata-rata tahunan (compound annual growth rate/CAGR) pendapatan bunga bersih dan laba bersih Bank Amar masing-masing mencapai 32,2 persen dan 17,4 persen pada 2023-2027.
Dalam riset tersebut, SF Sekuritas menyebut bahwa segmen konsumer dan bisnis mikro berkontribusi sekitar 87 persen dari total pinjaman Bank Amar. Sementara segmen korporasi besar berkontribusi 13 persen.
Menurut SF Sekuritas, capaian Bank Amar itu didapat berkat sinergi dengan Investree yang saat ini memiliki 18,4 persen saham Bank Amar.
Investree akan memperluas target pasar Bank Amar ke segmen pelanggan yang lebih besar dan saling melengkapi. Investree juga menargetkan segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM) yang belum terlayani, yang kini dapat dilayani melalui Bank Amar.
Ini membuat Bank Amar terus bertumbuh di segmen kredit konsumer dan bisnis mikro melalui platform pinjaman digitalnya, Tunaiku.
Baca Juga
Pada 2016-2021 Bank Amar merealisasikan CAGR 96 persen dalam penyaluran pinjaman melalui Tunaiku, atau dari Rp73 miliar pada 2016 menjadi Rp2,1 triliun pada 2021.
Executive Vice President Finance Amar Bank David Wirawan mengatakan, Bank Amar memang benar-benar fokus untuk mengembangkan platform pinjaman digitalnya, Tunaiku yang dilengkapi dengan aplikasi bank cerdas khusus seluler berbasis cloud, Senyumku.
"Bank Amar terus membuktikan kemampuan teknologi untuk melayani konsumen dan usaha mikro yang kurang terlayani, dan kerjasama dengan Investree akan memperluas target pasar bank mencakup segmen UKM, yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas di tahun-tahun mendatang," katanya dalam siaran pers, Rabu (12/10/2022).
Apalagi, pasar UKM disebut mempunyai potensi yang besar. Berdasarkan data Asian Development Bank, segmen UKM menyumbang 61 persen dari PDB Indonesia dan juga menyumbang lebih 96 persen dari total perusahaan dan karyawan.
Namun, pinjaman yang diberikan kepada segmen UKM masih kurang dari 20 persen berdasarkan total pinjaman yang disalurkan di Indonesia.
SF Sekuritas pun dalam risetnya merekomendasikan investor ritel membeli saham emiten dengan kode AMAR itu. Sementara, target harga AMAr mencapai Rp460.