Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) menjadi salah satu emiten bank yang akan mendapatkan keuntungan dari tahun politik. Sebagaimana diketahui Indonesia akan melaksanakan Pemilu dan Pilpres 2024.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan berkah tahun politik akan mulai dirasakan bank pada 2023. Kendati demikian bank juga masih mewaspadai dampak resesi global terhadap Indonesia.
"Kita lihat tahun depan ada election, saat itu yang paling banyak dibantu kan segmen paling bawah, termasuk ultramikro," ujarnya dalam acara media briefing BTPN Syariah pada Kamis (20/10/2022).
Dia menjelaskan, saat pemilu akan banyak aktivitas kampanye yang juga mendongkrak produksi kelompok ultramikro, seperti garmen hingga makanan.
"Jadi kita optimis pada 2023 ini pertumbuhan bisnis jauh lebih baik lagi dibandingkan 2022, tapi dengan menjalankan prinsip kehati-hatian," ujarnya.
Diketahui, BTPN Syariah fokus melayani segmen pra dan cukup sejahtera produktif di Indonesia. Bank senantiasa menjalankan pola pendampingan yang terarah, terukur dan berkelanjutan.
Sementara itu, kata Fachmy, penyaluran pembiayaan belum dapat tumbuh optimal. Hingga kuartal III/2022, BTPS membukukan pembiayaan Rp11,3 triliun naik 11,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan pembiayaan BTPN Syariah juga diikuti dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross turun 2 bps menjadi 2,36 persen. Akan tetapi NPF net naik 12 bps menjadi 0,13 persen.
BTPS juga memastikan ketahanan bank terhadap risiko. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank per September 2022 pada level 48,8 persen. CAR adalah rasio kecukupan modal yang mana berguna bagi bank untuk menampung risiko kerugian yang mungkin dihadapi pada kemudian hari.
Adapun pada periode yang sama dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 11,6 persen yoy menjadi Rp11,9 triliun. Pertumbuhan dana ini membuat likuiditas bank melonggar tipis dari 96,04 persen menjadi 95,6 persen.