Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Beberkan 3 Tantangan Industri Asuransi Pada 2023, Apa Saja?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan terdapat 3 tantangan yang akan dihadapi para pelaku industri asuransi pada 2023.
Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027 Mahendra Siregar (tengah), Wakil Ketua Mirza Adityaswara (ketiga kiri), Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae (ketiga kanan), Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Inarno Djajadi (kiri), Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Ogi Prastomiyono (kanan), Ketua Dewan Audit Sophia Issabella Watimena (kedua kiri), dan Anggota yang Membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi di DPR RI setelah penetapan./Bisnis-Arief Hermawan P
Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2022-2027 Mahendra Siregar (tengah), Wakil Ketua Mirza Adityaswara (ketiga kiri), Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae (ketiga kanan), Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Inarno Djajadi (kiri), Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Ogi Prastomiyono (kanan), Ketua Dewan Audit Sophia Issabella Watimena (kedua kiri), dan Anggota yang Membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi di DPR RI setelah penetapan./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Tahun 2023 tinggal dalam hitungan bulan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan terdapat sejumlah tantangan yang akan dihadapi para pelaku industri asuransi pada 2023.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK Ahmad Nasrullah menuturkan bahwa sedikitnya ada 3 tantangan yang harus direspons oleh industri asuransi di Tanah Air.

"Saya membayangkan tahun depan [2023] tantangan kita [industri asuransi] masih ada 3 yang utama," kata Ahmad, Minggu (23/10/2022).

Pertama, penguatan literasi. Ahmad mengatakan bahwa literasi keuangan di Indonesia masih minim. Untuk itu, kata Ahmad, semua pemangku kepentingan harus menjadikan literasi keuangan meningkatkan 

Berdasarkan data OJK, penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18 persen, yang terdiri dari penetrasi asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, asuransi sosial 1,45 persen, dan asuransi wajib 0,08 persen.

Sementara itu, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada 2019 menunjukkan tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan masing-masing mencapai 38,03 persen dan 76,19 persen.

Jika dilihat berdasarkan strata wilayah, untuk wilayah perkotaan tingkat literasi dan inklusi keuangan mencapai 41,41 persen dan 83,60 persen. Di sisi lain, tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat perdesaan adalah 34,53 persen dan 68,49 persen.

Kedua yang bakal dihadapi industri asuransi adalah adanya ancaman resesi global tahun depan. Kendati demikian, Ahmad optimistis industri asuransi dapat melalui tantangan ini.

"Saya mau industri asuransi merespons ini [resesi global] sebagai suatu tantangan dan kita tetap optimis," ucapnya.

Dia melanjutkan bahwa optimistis itu dilalui dengan upaya industri asuransi menciptakan inovasi produk-produk dari hulu sampai hilir, mulai dari desain produk, pemasaran, pengelolaan dana, dan layanan kepada peserta.

"Resesi yang katanya akan ada di negara kita juga, paling tidak kita terkena dampaknya [resesi], indikasinya sudah ada dari penguatan dolar dan segala macam," ujarnya. 

Ketiga, momentum yang bagus untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi.

Berdasarkan catatan Bisnis, Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Kresna atau Kresna Life Kurniadi Sastrawinata (KS) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana penggelapan asuransi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Dalam kasus tersebut, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menemukan adanya dugaan tindak pidana penggelapan pengasuransian dan TPPU atas gagal bayar polis para nasabah yang dilakukan tersangka. 

"Layanan [industri asuransi] kepada masyarakat senantiasa perlu kita tingkatkan," pungkas Ahmad.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper