Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS Soroti Keamanan Siber dan Manajemen Risiko bagi Regulator

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa keamanan siber memang menjadi perhatian besar.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers KSSK berkala di Jakarta/Dok. Youtube Kemenkeu RI
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers KSSK berkala di Jakarta/Dok. Youtube Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyoroti pentingnya keamanan siber dan manajemen risiko bagi regulator. Selain itu, ancaman siber juga menjadi ancaman bagi industri keuangan, tak terkecuali perbankan.

Mengutip Data Indonesia, sebanyak 5.212 kasus kebocoran data dialami berbagai industri di dunia pada 2021 dan industri keuangan jadi sektor paling sering diserang.

Sementara itu, laporan Verizon menyebutkan industri keuangan menjadi yang paling banyak mengalami kebocoran data, yakni 690 kasus. Posisinya diikuti oleh industri profesional yang mengalami 681 kasus kebocoran data, disusul industri kesehatan mengalami 571 kasus.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa keamanan siber memang menjadi perhatian besar saat ini. Terlebih di saat para pelaku bisnis tidak sepenuhnya memahami risiko privasi data dan keamanan sibernya.

“Kita perlu menguji keamanan sistem TI secara ketat dan sering, seolah-olah kita sendiri adalah peretas, memastikan kepatuhan terhadap undang-undang dan standar privasi data untuk mengurangi risiko peraturan, dan menerapkan forensik yang kuat ketika masalah datang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (7/11/2022).

Dia menambahkan lembaga atau organisasi penjamin simpanan sangat bergantung pada teknologi untuk operasi sehari-hari. Sejumlah informasi sensitif telah disimpan dan diproses secara digital, sehingga semakin banyak ancaman keamanan siber yang dihadapi.

Menurutnya, ancaman dan kerentanan keamanan siber yang berkelanjutan terhadap kami sebagai regulator telah menjadi perhatian utama.

"Untuk mengelola risiko ini dengan lebih baik, sangat penting bagi lembaga kami untuk memperkuat manajemen risiko keamanan siber,” pungkasnya.

Oleh karena itu, LPS menjadi tuan rumah dalam forum internasional dalam kunjungan studi Asia Pacific Regional Committee International Association of Deposit Insurers (APRC IADI) ke-2. Peserta forum ini merupakan perwakilan otoritas penjamin simpanan dari negara masing-masing.

Di sisi lain, pelaku industri perbankan juga tak tinggal diam. Sistem keamanan digital dari berbagai aspek terus diperkuat agar kebocoran data tidak melulu hinggap di industri keuangan.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Aestika Oryza Gunarto mengeklaim bahwa pihaknya telah memiliki tata kelola yang mengacu pada standar internasional guna mengantisipasi serangan siber.

“BRI juga melakukan serangkaian tahapan pengecekan keamanan dari setiap teknologi yang akan digunakan sehingga dapat meminimalisir celah keamanan yang mungkin terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri) Rudi As Aturridha mengatakan bahwa perseroan juga menerapkan pengamanan berlapis guna menjaga dan meningkatkan keamanan data pribadi nasabah.

Dia menyatakan Bank Mandiri setiap tahun mengalokasikan anggaran investasi untuk meningkatkan keamanan sistem maupun aplikasi perseroan. Alokasi yang digelontorkan disebut cukup besar untuk memperbaiki keamanan aplikasi bank.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper