Benny Fajarai mengatakan bahwa pada tahun depan fokus perusahaan masih untuk market Indonesia. Perusahaan melihat tingkat penetrasi asuransi di Indonesia saat ini terbilang masih rendah meski terus mencatatkan kenaikan.
“Kami melihat asuransi di Indonesia masih banyak membutuhkan edukasi dan literasi untuk masyarakat mengenai pentingnya sistem pengamanan diri dan barang melalui layanan asuransi,” ujarnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2021baru mencapai 3,18 persen, yang terdiri dari penetrasi asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, asuransi sosial 1,45 persen, dan asuransi wajib 0,08 persen.
Dalam upaya mendukung pertumbuhan penetrasi asuransi di Indonesia, Lifepal juga akan terus menghadirkan inovasi-inovasi terbaru, termasuk dalam menggandeng perusahaan-perusahaan lain khususnya penyedia asuransi.
“Melalui kerja sama yang telah dilakukan, diharapkan akan menghadirkan pilihan dan jangkauan produk asuransi yang semakin beragam sehingga memudahkan nasabah dan masyarakat Indonesia dalam mendapatkan asuransi sesuai dengan pilihan dan kebutuhan,” ujar Benny.
Di sisi lain, Lifepal optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan yang agresif pada 2022. Hal ini sejalan dengan capaian pada tahun lalu yang berhasil tumbuh 12 kali lipat.
Benny mengatakan, sebagai insurtech terdepan di dalam negeri, pihaknya yakin dapat memberikan porsi yang lebih besar terhadap total premi asuransi secara keseluruhan pada 2022 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk di 2022, kami memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih agresif. Meskipun penetrasi asuransi di Indonesia saat ini masih terhitung rendah, namun kami melihat tren peningkatan yang konstan dari tahun ke tahun, yang tentunya diharapkan dapat dilanjutkan di tahun 2022," ujar Benny.
Adapun target tersebut dapat dicapai melalui peningkatan edukasi kepada masyarakat, ihwal pentingnya sebuah sistem pengamanan diri dan barang konsumen melalui layanan asuransi.