Christel menyebutkan dalam merealisasikan kredit pada 2022, terdap sejumlah tantangan dari sisi eksternal. Terutama sisi permintaan masyarakat. Meski demikian, hingga penutupan tahun perusahaan mencatatkan permintaan pembiayaan yang relatif merata dari konsumen di Aceh sampai Papua.
“Kegigihan dan semangat untuk bangkit inilah yang mendorong permintaan terhadap pembiayaan kami pada 2022,” ujarnya.
Sementara untuk pengembangan bisnis pada 2023 ini, dia menuturkan tengah menjajaki kerjasama pembiayaan motor listrik. Sebagaimana diketahui, pemerintah tengah menggenjot kendaraan listrik di dalam negeri sebagai salah satu upaya untuk mencapai target zero emisi pada 2060.
Baca Juga
Christel mengatakan, perseroan saat ini sudah dalam tahap finalisasi kerjasama dengan beberapa merk kendaraan listrik. Perseroan berharap pada kuartal I/2023 pihaknya sudah mulai meraih pembiayaan motor listrik.
“Secara mekanisme, bisnis pembiayaan motor listrik mirip dengan motor konvensional, kami perlu melakukan penyesuaian untuk hal-hal spesifik yang terkait dengan ekosistem industri dan produknya. Penyesuaian ini kami lakukan dengan komunikasi dan kerjasama yang intens dengan beberapa merek terkemuka,” ujar Christle.