Bisnis.com, JAKARTA — Marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan di Indonesia disindor oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena dinilai terlalu tinggi. Sejumlah bank di Indonesia pun mencatatkan peningkatan NIM yang signifikan pada 2022.
Presiden Jokowi menilai posisi keuntungan atau NIM perbankan nasional masih terlalu tinggi, yakni mencapai 4,4 persen sepanjang 2022.
"Sebelum masuk ke sini tadi saya tanya ke pak ketua [Otoritas Jasa Keuangan/OJK], NIM nya berapa sih? Di jawab oleh Pak Mahendra sebesar 4,4 persen. Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia," pungkas Jokowi saat menyampaikan pidato pembukanya dalam acara pertemuan tahunan industri jasa keuangan (PTIJK) 2023 pada Senin (6/2/2023).
Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga sempat menyebutkan bahwa marjin bunga bersih atau NIM perbankan di Indonesia berada pada posisi aman, bahkan masuk jajaran tertinggi di dunia.
Melansir data The Global Economy, sepanjang 2021 posisi NIM perbankan RI berada di urutan ke-31 secara global sebesar 5,06 persen.
Adapun, posisi pertama diduduki oleh Zimbabwe dengan level NIM pada 2021 sebesar 12,83 persen. Dan posisi terendah ditempati oleh negara tetangga yakni Laos sebesar 0,77 persen.
Sementara bila diperkecil pada wilayah se-Asia Tenggara, posisi NIM perbankan RI duduk di urutan ke-dua atau mengekor dibelakang Kamboja dengan marjin bunga bersih pada 2021 sebesar 5,35 persen atau selisih 29 basis poin (bps).
Berikut daftar 10 besar negara dengan NIM terbesar di Asia Tenggara
- Kamboja: 5,35 persen
- Indonesia: 5,06 persen
- Filipina: 3,56 persen
- Vietnam: 3,35 persen
- India: 3,18 persen
- Thailand: 2,48 persen
- Malaysia: 1,96 persen
- Singapura: 1,21 persen
- Myanmar: 1,09 persen
- Laos: 0,77 persen
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa memang NIM perbankan menjadi perhatian karena dinilai terlalu tinggi.
"Ada concern agar jangan sampai tingkat suku bunga tinggi menghambat bisnis, jadi tidak bantu sektor tertentu seperti UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah]," ujarnya.
Menurutnya, NIM yang besar memang dianggap membawa keuntungan semata bagi perbankan dilihat dari marjin suku bunga pinjaman yang besar, sementara suku bunga simpanan yang kecil. Namun, menurutnya NIM yang besar itu banyak pertimbangan.
"Banyak hal yang bisa diteliti, pastikan berapa tingkat suku bunga ideal atau marjin yang didapat bank dari pinjaman serta dana simpanan," ungkap Dian.
Untuk itu, bank mesti menunjukkan komponen apa saja yang menyebabkan tingginya NIM.
"Misalnya, apakah ini karena efisiensi bank, mungkin high cost economy, atau lainnya," ujar Dian.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangannya, sejumlah perbankan pun mencatatkan peningkatan NIM mereka pada 2022. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya mencatatkan peningkatan NIM 43 bps dari 4,73 persen pada 2021 menjadi 5,16 persen pada 2022.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bahwa kinerja profitabilitas Bank Mandiri terdorong oleh berbagai inisiatif digital yang dijalankannya.
“Berbagai inisiatif digital Bank Mandiri telah berhasil memberikan dampak positif kepada core business perseroan dan turut mendorong Bank Mandiri memperluas peran di pasar ekosistem digital,” ungkapnya.
Selain Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mencatatkan peningkatan NIM 14 bps dari level 4,67 persen pada akhir 2021 menjadi 4,81 persen pada akhir tahun lalu.
Kemudian, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan marjin bunga bersih 5,3 persen pada akhir tahun lalu, naik 20 bps dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,1 persen.
Apabila dibandingkan, untuk jenis bank-bank besar di Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) menjadi juara dengan NIM tertinggi, yakni 7,60 persen per kuartal III/2022. Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyusul di posisi kedua dengan NIM 7,23 persen dalam laporan keuangan terakhirnya per 30 September 2022.
PT Bank Panin Tbk. (PNBN) di posisi ketiga dengan NIM 5,59 persen per kuartal III/2022. Capaian NIM Bank Panin ini mengalahkan Bank Mandiri, BCA, BNI yang memperoleh NIM pada 2022 secara penuh masing-masing 5,16 persen, 5,13 persen, dan 4,80 persen.
Capaian Margin Laba Bersih (NIM) bank-bank besar di Indonesia pada 2022
Margin Laba Bersih Bank di Indonesia 2022 | |
---|---|
Nama Bank | Realisasi (Persen) |
Bank Danamon | 7,60* |
BRI | 7,23* |
Bank Panin | 5,59 |
Bank Mandiri | 5,16 |
BCA | 5,13 |
BNI | 4,80 |
CIMB Niaga | 4,62* |
BTN | 4,51* |
OCBC NISP | 4,04* |
BTPN | 4,03* |
Keterangan: *capaian hanya sampai September 2022.