Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Uang Beredar pada Januari 2023 Tembus Rp8.271,7 triliun, Tumbuh Melambat

Bank Indonesia (BI) melaporkan uang beredar tumbuh melambat pada Januari 2023. Apa penyebabnya?
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia atau BI melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 tumbuh melambat dari bulan sebelumnya, meskipun tetap tercatat tumbuh positif.

BI mencatat bahwa uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2023 mencapai Rp8.271,7 triliun. Catatan itu tumbuh 8,5 persen (year-on-year/YoY), mengalami perlambatan dari kinerja pertumbuhan Desember 2022 yakni 8,4 persen YoY. 

Perkembangan M2 itu dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Penyaluran kredit pada Januari 2023 tumbuh 10,2 persen YoY atau melambat dari catatan Desember 2022 di 11,0 persen YoY.

Tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat pada Januari 2023 terkontraksi 20,5 persen YoY, lebih dalam dari kontraksi Desember 2022 di 13,9 persen YoY. 

Pada Januari 2022, kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat tercatat tumbuh 48,1 persen YoY. Sementara itu, pada Desember 2022 kewajiban itu tercatat tumbuh 26,8 persen YoY.

BI pun menyatakan bahwa pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) menjadi faktor utama yang menyebabkan pergerakan kinerja M2. Terdapat perlambatan pertumbuhan M1 pada Januari 2023.

"Pada Januari 2023, M1 tumbuh sebesar 8,5 persen YoY, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,5 persen YoY. Komponen giro rupiah tercatat tumbuh 15,0 persen YoY, setelah tumbuh sebesar 17,9 persen YoY pada bulan sebelumnya," tulis Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jumat (24/2/2023).

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu per Januari 2023, dengan pangsa 47,1 persen terhadap M1, tercatat senilai Rp2.159,1 triliun atau tumbuh 4,1 persen YoY. Catatan pertumbuhan itu melambat dari Desember 2022 yakni 4,4 persen YoY.

Di sisi lain, peredaran uang kartal pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp830,4 triliun atau tumbuh 8,5 persen YoY. Capaian pertumbuhannya lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni 8,0 persen yoy.  

Lebih lanjut, uang kuasi dengan pangsa 44,3 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.662,8 triliun pada Januari 2023, tumbuh 7,7 persen YoY. Pertumbuhan itu tumbuh dari Desember 2022 di 6,8 persen YoY.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper