Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Kilau Laba Leasing pada Kuartal I/2023: BFIN, CFIN, hingga ADMF

Lima emiten leasing mencatatkan lonjakan laba pada kuartal pertama 2022. Mana paling cuan?
Multifinance/Istimewa
Multifinance/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten multifinance atau leasing telah melaporkan kinerja kuartal I/2023. Mayoritas perusahaan mengalami lonjakan laba pada tiga bulan pertama 2023.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya ada lima perusahaan leasing yang melantai di Bursa yang telah melaporkan kinerjanya untuk kuartal I/2023.

Mereka di antaranya adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance, PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) atau Clipan Finance,  PT Mizuho Leasing Indonesia Tbk. (VRNA) atau Mizuho Leasing, dan PT Fuji Finance Indonesia Tbk. (FUJI) atau Fuji Finance.

Menariknya, salah satu dari kelima emiten tersebut ada yang mengalami peningkatan laba hingga menyentuh 6.000 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, ada pula beberapa emiten yang mengalami penurunan kinerja.

Lantas, emiten leasing mana yang memperoleh laba tertinggi untuk kuartal I/2023?

Berikut adalah daftar kinerja emiten leasing yang telah Bisnis rangkum pada kuartal I/2023.

1. BFI Finance (BFIN)

Emiten pembiayaan milik Boy Thohir & Jerry Ng, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) atau BFI Finance menjadi emiten leasing dengan perolehan laba tertinggi pada kuartal I/2023.

BFIN mampu membukukan laba bersih senilai Rp508,8 miliar pada kuartal I/2023. Dengan demikian, laba sesudah pajak yang dikantongi BFIN meningkat 28,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan bahwa perolehan laba senilai Rp508,8 miliar tersebut karena perusahaan konsisten membukukan pendapatan senilai Rp1,6 triliun pada 31 Maret 2023 atau tumbuh 39,0 persen yoy.

“Laba sesudah pajak meningkat sebesar 28,5 persen yoy dengan nilai Rp508,8 miliar. Nilai ini merupakan pencapaian laba bersih per kuartal tertinggi perusahaan,” ungkap Sudjono dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023).

Sementara itu, biaya operasional BFI Finance juga terpantau naik 46,8 persen yoy menjadi Rp1,0 triliun. Hal itu sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir. 

2. Adira Finance (ADMF)

Posisi kedua ditempati oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance yang mampu mencetak laba berjalan senilai Rp417,03 miliar pada kuartal I/2023.

Mengawali tiga bulan pertama di tahun ini, laba Adira Finance tumbuh 36,93 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya bernilai Rp304,57 miliar.

Adapun, perolehan laba ADMF berasal dari total pendapatan yang naik 7,27 persen yoy dari Rp2,08 triliun pada 31 Maret 2022 menjadi Rp2,23 triliun per 31 Maret 2023. Di mana, pos sewa pembiayaan terpantau melonjak 181,09 persen yoy, naik dari Rp11,02 miliar menjadi Rp30,99 miliar.

3. Clipan Finance

Pertumbuhan kinerja juga terjadi emiten leasing koleksi investor kawakan Lo Kheng Hong PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) atau Clipan Finance.

Laba bersih tahun berjalan Clipan Finance melesat 6.508 persen secara tahunan menjadi Rp105,08 miliar pada kuartal I/2023.

Dengan kata lain, Clipan Finance yang sahamnya digenggam 5,12 persen oleh Lo Kheng Hong itu mencatatkan kenaikan laba hingga 66 kali lipat dari kuartal I/2022 yang hanya bernilai Rp1,58 miliar.

Secara detail, laba CFIN didorong oleh jumlah pendapatan yang mencapai Rp426,88 miliar pada kuartal I/2023, atau naik 18,43 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp360,46 miliar.

4. Mizuho Leasing (VRNA)

Sementara itu, PT Mizuho Leasing Indonesia Tbk. (VRNA) atau Mizuho Leasing mencatatkan penurunan laba bersih periode berjalan sebesar 42,18 persen yoy.

Alhasil, laba Mizuho Leasing menjadi Rp12,61 miliar pada kuartal I/2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya mampu mencapai Rp21,8 miliar.

Jika ditelisik, penurunan laba VRNA disebabkan oleh jumlah beban yang ditanggung perusahaan naik 35,13 persen yoy dari Rp56,78 miliar menjadi Rp76,73 miliar. Salah satunya adalah pos bunga dan keuangan yang melonjak 91,31 persen yoy menjadi Rp22,55 miliar dari sebelumnya Rp11,79 miliar.

Meski demikian, jumlah pendapatan perusahaan dengan kode saham VRNA itu tumbuh 14,29 persen yoy. Artinya, pos tersebut naik dari Rp79,42 miliar menjadi Rp90,77 miliar.

5. Fuji Finance (FUJI)

Di sisi lain, PT Fuji Finance Indonesia Tbk. (FUJI) atau Fuji Finance mengalami penurunan kinerja pada kuartal I/2023 dengan rugi tahun berjalan yang ditanggung mencapai Rp1,66 miliar. Kondisi ini jauh berbeda dengan kuartal I/2022, di mana Fuji Finance masih mencatatkan laba sebesar Rp2,18 miliar.

Merosotnya kinerja Fuji Finance disebabkan oleh total pendapatan yang anjlok hingga 97,19 persen yoy dari Rp3,61 miliar pada 31 Maret 2022 menjadi Rp101,4 juta pada 31 Maret 2023. Salah satu penyebabnya adalah pos pembiayaan FUJI yang turun 34,05 persen yoy menjadi Rp2,08 triliun dari semula mencapai Rp3,16 miliar.

Selain itu, beban yang ditanggung Fuji Finance juga naik 38,97 persen yoy dari sebelumnya Rp1,2 miliar menjadi Rp1,67 miliar. Di mana, pos beban umum dan administrasi meningkat 52,01 persen yoy menjadi Rp1,71 miliar dari periode sebelumnya bernilai Rp1,2 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper