Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencatatkan pertumbuhan kredit 1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) ke level Rp55,62 triliun pada kuartal I/2023 dari posisi sebelumnya Rp55,31 triliun.
Managing Director Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya menjelaskan perlambatan pertumbuhan tersebut seiring dengan permintaan kredit yang melandai pascalebaran.
"Tetapi kami melihat di second half ini, ada mulai banyak demand yang mulai masuk lagi dengan proyek-proyek yang baru. Kami juga baru connect HSBC, kita punya international network di luar," jelasnya saat di temui di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Lebih lanjut, Riko menyampaikan bahwa pihaknya optimis laju kredit dapat tetap tumbuh mencapai target yang telah ditetapkan hingga akhir tahun pada kisaran 7 hingga 10 persen.
Dalam upayanya memacu pertumbuhan bisnis tersebut, HSBC Indonesia akan fokus menyasar sejumlah sektor yang dinilai mampu memberikan banyak kontribusi pertumbuhan nasional. Salah satunya melalui pembiayaan hijau.
"Kami fokuskan di green financing, kita membantu transisi nya. Karena transisi ini paling penting. Frameworknya itu susah, maksudnya tidak gampang untuk meng-setup green framework, itu sesuatu yang harus di-build," tambahnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang melaporkan bahwa laju pertumbuhan kredit perbankan periode April 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya
Regulator mencatat, portofolio kredit industri perbankan hingga April 2023 tembus Rp6.464 triliun, tumbuh melambat ke level 8,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) setelah sebelumnya sempat tumbuh 9,93 persen pada Maret 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan seiring dengan melandainya kredit pada April 2023, sejumlah bank merevisi rencana bisnis bank (RBB
"Kita sudah menerima beberapa bank yang melakukan penyesuaian proyeksi pertumbuhan kredit," pungkas Dian.