Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Premi Tunggal Asuransi Jiwa Dinilai Wajar dan Baik, Kok Bisa?

Sejumlah perusahaan asuransi jiwa mencatatkan penurunan pendapatan premi tunggal pada semester I/2023.
Karyawan beraktivitas di depan logo Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Kamis (14/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di depan logo Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Kamis (14/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA— Pakar menyebut tren penurunan premi tunggal atau premi yang dibayarkan di awal pada perusahaan asuransi jiwa merupakan hal yang wajar. Pasalnya produk asuransi jiwa sebagian besar merupakan kontrak jangka panjang. 

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Taim mengatakan produk asuransi jiwa dengan premi reguler biasanya akan mencapai titik impas pada akhir tahun kelima sampai ketujuh.

Di mana tingkat penjualan atau pendapatan yang diperoleh dan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba berada dalam posisi yang sama

“Selanjutnya akan terus terjadi surplus keuntungan,” kata Abitani kepada Bisnis, Jumat (1/9/2023). 

Abitani mengataman kesehatan keuangan perusahaan asuransi jiwa tidak hanya dilihat dari untung rugi tahun berjalan, tetapi juga dari potensi embedded value atau nilai tertanam yang akan diterima oleh perusahaan. 

“Dari sinilah sustainability perusahan terlihat,” katanya. 

Di sisi lain, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melihat penurunan premi tunggal pada perusahaan asuransi jiwa justru hal yang baik. Meskipun penurunan premi tunggal tersebut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan saat ini. 

Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko, GCG AAJI Fauzi Arfan mengatakan umumnya premi tunggal porsi untuk investasinya lebih besar.

“Sementara premi reguler lebih banyak porsi untuk proteksinya. Akibatnya justru positif untuk industri asuransi,” kata Fauzi kepada Bisnis, Kamis (31/8/2023). 

Beberapa perusahaan asuransi jiwa sebelumnya mencatatkan penurunan pendapatan premi tunggal pada semester I/2023. 

Seperti halnya PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. atau Asuransi Sinarmas MSIG Life yang sempat mengalami penurunan pendapatan premi sebanyak 0,9 persen menjadi Rp1,26 triliun pada Januari—Juni 2023 dari Rp1,28 triliun pada semester I/2022. 

Head of Customer and Marketing Lukman Auliadi mengatakan penurunan tersebut terjadi lantaran terkontraksinya pencapaian premi tunggal. 

“Namun perlu digarisbawahi bahwa penurunan ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan kualitas bisnis Perusahaan dalam jangka panjang dengan lebih berfokus kepada produk premi regular dibandingkan premi tunggal,” kata Lukman kepada Bisnis, Sabtu (19/8/2023). 

Lukman menambahkan hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan premi untuk produk premi reguler yang mengalami peningkatan sebesar 28,6 persen untuk konvensional dan syariah. Di sisi lain, total klaim dan manfaat konvensional perusahaan mencapai Rp1,3 triliun.

PT Asuransi Allianz Life Indonesia atau Allianz Life Indonesia juga sempat mengalami penurunan laba setelah pajak pada kuartal I/2023. Dari laporan keuangan perusahaan, jumlah laba setelah pajak yang diperoleh mencapai Rp48,3 miliar atau turun 42,2 persen dibandingkan Rp82,2 miliar pada 2022. 

Direktur dan Chief Financial Officer Allianz Life Indonesia Edwin Prayitno mengatakan bahwa penyebabnya karena penurunan premi tunggal. 

“Premi tunggal itu pembayaran sekali untuk selama masa pembayaran premi, tapi premi reguler kami yang pembayaran berkala bulanan dan kuartalan itu meningkat. Bisa dibayangkan kan nilai premi tunggal nilainya pasti lebih besar,” kata Edwin saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023). 

Edwin menjelaskan bahwa peningkatan premi reguler tersebut baik untuk keberlangsungan ke depan. Pasalnya apabila premi tunggal akan berdampak pada fluktuasi nilai unit link karena hanya satu kali dibandingkan kalau bulanan.  

Maka menurut Edwin risikonya nantinya akan lebih tinggi. “Jadi, kami melihat edukasi ini penting jadi kami mendorong premi reguler untuk dijual,” ungkapnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper