Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Insentif BI, BTN Bidik Kucurkan KPR 380.000 Rumah Akhir Tahun

Per Agustus 2023 BTN mencatatkan total hunian mencapai 110.000 unit, lalu pada September 2023 mencapai 130.000 unit.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) di Jakarta, Rabu (21/12/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) di Jakarta, Rabu (21/12/2022). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) merespons kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), salah satunya di sektor perumahan.

Untuk diketahui, BI akan menaikkan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) bagi perbankan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan secara cepat ke sektor-sektor prioritas dari 280 basis poin (bps) menjadi 400 bps. 

Adapun, bagi bank yang mencatatkan pertumbuhan kredit di sektor perumahan mencapai tiga hingga tujuh persen akan mendapat insentif hingga 50 bps. Sementara, di atas 7 persen akan mendapat insentif sebesar 60 persen. 

Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu pun mengungkapkan pihaknya menyambut baik adanya kebijakan terkait insentif KLM.

“Ini menurut saya kayak angin segar, relaksasi ini mudah-mudahan bisa membuat intermediasinya tetap seperti yang direncanakan, karena kalau suku bunga ketat pasti pertumbuhan kredit kena [terdampak] ya, pasti lah,” ujarnya pada awak media usai agenda Seminar Insentif Likuiditas Makroprudensial di Jakarta, Rabu (4/10/2023). 

Dia menyebutkan dengan adanya tambahan insentif ini, pihaknya optimistis sampai akhir tahun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi bisa mencapai 170.000 hingga 180.000 unit rumah, sementara untuk KPR nonsubsidi memasang target lebih dari 200.000 unit rumah pada tahun ini. 

Adapun, per Agustus 2023 BTN mencatatkan total hunian mencapai 110.000, lalu pada September 2023 mencapai 130.000 unit. 

Kendati demikian, Nixon menyebut saat ini lembaga perbankan yang menyediakan pembiayaan untuk perumahan ada sejumlah kendala. Salah satunya maturity mismatch, yakni pembiayaan jangka panjang yang dibiayai oleh dana kelolaan jangka pendek.

“KPR 2 tahun subsidi, sementara sumber dana DPK, deposito aja 1 bulan 3 bulan paling banyak,” ujarnya dalam paparan.

Oleh karena itu, dibutuhkan subsidi interest rate swab, penyediaan suku bunga panjang yang disediakan, sehingga masyarakat bisa menikmati suku bunga KPR yang lebih murah. 

Regulasi sekuritisasi aset juga kata Nixon diperlukan, di mana regulasi mewajibkan lembaga keuangan nonbank seperti dana pensiun, di mana sebagian investasinya digunakan untuk membeli instrument Efek Beragunan Aset (dengan underlying KPR). 

Lebih lanjut, penetapan Giro Wajib Minimum (GWM) yang lebih rendah khusus bagi bank yang menyalurkan KPR dan yang mendukung industri perumahan.  “Usulan kami GWM sebesar tiga persen bagi bank yang mendominasi penyaluran KPR,” sebutnya.

Sebagai informasi, KLM ini merupakan kelanjutan dari likuiditas yang sebelumnya BI keluarkan melalui giro wajib minimum (GWM) yang pihaknya berikan sebesar 2,8 persen untuk 46 sektor. 

Kini, BI memberikan tambahan insentif dan penguatan dalam alokasi sektor, termasuk properti, dengan meningkatnya insentif GWM menjadi 4 persen. 

Adapun, pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengatakan sektor properti memang menjadi salah satu sektor pengungkit pertumbuhan ekonomi. 

Dia menyebut, kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menunjukkan tren peningkatan pertumbuhan hingga lebih dari 10 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus 2023, naik dibandingkan dengan akhir 2022 yang tumbuh 8,1 persen yoy.

“Jadi biasanya kalau ekonomi pulih itu yang bergerak pertama itu sektor properti. Kami melihat sektor properti masih ada ruang tumbuh besar sehingga kita memberikan insentif,” tuturnya. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper