Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dominasi BSI di Industri Bank Syariah Indonesia Terlalu Kuat, Ini Buktinya

Peta persaingan bank syariah di Indonesia saat ini dinilai tidak sehat karena terdapat satu bank, yaitu BSI, yang memiliki pangsa aset besar.
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021).  Bisnis/Arief Hermawan P
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar bank syariah saat ini tidak sehat karena didominasi oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS). Bagaimana persaingan BSI dengan bank syariah lainnya?

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan peta persaingan bank syariah di Indonesia saat ini tidak sehat karena terdapat satu bank yang memiliki pangsa aset besar, sementara yang lainnya memiliki aset yang tergolong kecil. 

Bank syariah terbesar di Indonesia saat ini adalah BSI. Bank hasil merger dari Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah ini telah mencatatkan aset sebesar Rp319,84 triliun pada kuartal III/2023, naik 14,2% secara tahunan (year on year/yoy).

Aset BSI berbeda jauh dibandingkan dengan bank syariah lainnya. PT Bank Muamalat Tbk. di posisi kedua misalnya mencatatkan aset Rp66,2 triliun per 30 September 2023.

Kemudian unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah yang berada di posisi ketiga mencatatkan aset sebesar Rp61,46 triliun pada kuartal III/2023.

UUS PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah belum melaporkan kinerja keuangan mereka pada kuartal III/2023. Namun, mengacu pada laporan keuangan semester I/2023, aset BTN Syariah mencapai Rp46,27 triliun.

Andaikan ketiga bank syariah pesaing BSI yakni Bank Muamalat, CIMB Niaga Syariah, serta BTN Syariah itu digabung, asetnya masih kalah jauh dibandingkan BSI. 

Dian mengatakan dengan kondisi seperti itu, OJK mendorong adanya bank syariah yang besar lainnya hadir di Indonesia. "Bahwa nanti kita ingin melihat 2 atau 3 bank syariah lain seukuran BSI," kata Dian pada Selasa (14/11/2023).

Sebelumnya, Direktur Utama BSI Hery Gunardi membeberkan dominasi BSI di pasar bank syariah Tanah Air itu terjadi seiring dengan merger. BSI sendiri resmi merger dari Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah pada 2021. 

"Gara-gara merger kami jadi enggak punya teman," katanya dalam acara Ngopi BUMN pada bulan lalu (10/10/2023).

Meski begitu, dengan besarnya aset BSI, bank syariah menjadi punya wakil di daftar aset bank terbesar Tanah Air. "Kami beradunya tidak lagi dengan syariah tapi dengan konvensional," tutur Hery.

BSI sendiri masuk ke jajaran 10 besar bank pendulang aset terbesar Tanah Air. Padahal sebelum merger atau pada 2020, Bank Syariah Mandiri hanya urutan 15 bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Lalu, BRI Syariah dan BNI Syariah masing-masing di urutan 23 dan 24. "Bank syariah tidak kelihatan dan tidak terdengar. Kemudian setelah merger dari sisi aset, kita masuk ke tujuh," ungkap Hery.

Harapan Hadirnya Pesaing Baru

OJK memang ingin agar hadir pesaing BSI di pasar perbankan syariah Tanah Air. "Saat ini ada bank syariah yang masuk 10 bank terbesar di Indonesia yaitu BSI. Diharapkan nantinya ada bank syariah berskala besar lainnya yang lahir," kata Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah dalam acara media briefing perkembangan keuangan syariah yang digelar OJK pada April lalu (11/4/2023).

Salah satu upaya OJK untuk mendorong lahirnya bank syariah besar adalah dengan konsolidasi. Adapun, dalam hal konsolidasi, OJK telah mengeluarkan aturan pemisahan atau spin off UUS menjadi bank umum syariah (BUS).

Ketentuan spin off datang setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan aturan anyar pada Juli 2023, yakni POJK No.12/2023. 

Dalam beleid itu, bank yang memiliki UUS dengan share asset lebih dari 50% dan/atau total aset UUS mencapai lebih dari Rp50 triliun wajib untuk melakukan spin off.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper