Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berpacu dengan Waktu Kejar Target KUR 2023, Sisa Lebih dari Rp90 Triliun

Hingga akhir Oktober 2023 terdapat Rp97,12 triliun alokasi KUR yang masih menunggu untuk disalurkan hingga akhir tahun ini.
Arlina Laras, Maria Elena
Arlina Laras & Maria Elena - Bisnis.com
Kamis, 16 November 2023 | 07:30
Ilustrasi kredit usaha rakyat (KUR)./ Dok. Freepik
Ilustrasi kredit usaha rakyat (KUR)./ Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan didorong untuk mempercepat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Hingga akhir Oktober 2023, tercatat baru mencapai 67,3% dari target senilai Rp297 triliun.

Dari situ, terdapat Rp97,12 triliun alokasi KUR yang masih menunggu untuk disalurkan hingga akhir tahun ini.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perbankan diharapkan dapat mempercepat penyaluran kredit khusus untuk UKM tersebut, terlebih saat ini pemerintah juga telah merilis sejumlah kebijakan.

Beberapa strategi kebijakan tersebut di antaranya melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik terhadap penyalur KUR, dan membuka opsi sinergi penyaluran KUR dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah terkait.

Strategi lainnya mencakup optimalisasi proses pengunggahan data calon debitur KUR baru oleh pemerintah daerah, relaksasi peraturan yang masih menimbulkan multitafsir dalam pelaksanaan di lapangan, dan mendorong percepatan implementasi Kredit Usaha Alsintan.

Pemerintah juga mendorong penyalur KUR untuk melakukan upaya ekstra melalui pelaksanaan weekend banking dalam penyaluran KUR sesuai dengan kondisi dan kebijakan masing–masing Penyalur KUR.

“Melalui berbagai strategi kebijakan tersebut, Pemerintah berharap agar penyaluran KUR dapat dilaksanakan secara berkualitas dan dapat dioptimalkan sesuai target Rp297 triliun pada 2023 sehingga penyaluran KUR dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, Sabtu (11/11/2023).

Hingga 31 Oktober 2023, penyaluran KUR yang senilai Rp199,88 triliun telah diberikan kepada 3,61 juta debitur dengan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) terjaga di angka 1,63%.

Selain itu, penyaluran KUR di sektor produksi telah mencapai 55,46% dari total penyaluran dengan porsi penyaluran di sektor pertanian sebesar 30,40%.

Sementara, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada 7 November 2023 menilai realisasi penyaluran KUR hingga memasuki minggu kedua November 2023 masih rendah.

"Jadi, penyalur harus mengejar target sekitar Rp92,82 triliun dalam waktu kurang dari dua bulan," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani turut mengingatkan perbankan untuk mempercepat penyaluran pinjaman KUR hingga mencapai target Rp297 triliun sampai akhir 2023. Menurutnya pelaksanaan KUR sedikit tersendat pada semester I/2023.

“Kami berharap, berarti hampir sekitar Rp120 triliun kredit bisa digelontorkan untuk KUR pada periode Oktober hingga Desember 2023 ini, yang itu diharapkan bisa membantu banyak UMKM, yang selama ini juga telah dan menjadi pelanggan dari KUR,” ujarnya dalam agenda konferensi pers APBN Kita, Rabu (25/10/2023)

Dari sisi bank penyalur, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyatakan berkomitmen untuk mencapai target penyaluran KUR 2023.

"Yaitu dengan strategi akuisisi berbasis ekosistem dengan pola closed loop sesuai strategi kewilayahan dengan mengoptimalkan kolaborasi menggarap value chain nasabah wholesale Bank Mandiri," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha melalui rilis, Rabu (15/11/2023).

Tak hanya itu, Rudi menyampaikan perseroan ikut mengoptimalkan digitalisasi proses melalui penggunaan aplikasi Mandiri Pintar oleh tenaga sales Bank Mandiri.

Hal tersebut dilakukan guna memberikan percepatan layanan kepada calon debitur dan perluasan akses kredit melalui program referal yang diikuti dengan edukasi layanan dan transaksi keuangan melalui Mandiri Agen (Agen Laku Pandai Mitra Bank Mandiri) yang terdapat di ekosistem bisnis pelaku UMKM.

“Kami juga terus melakukan pendampingan dan pelatihan kepada para debitur KUR agar mereka dapat mengelola usahanya dengan baik dan profesional,” katanya.

Hingga Oktober 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR senilai Rp26,78 triliun atau 73,88% dari target senilai Rp36,24 triliun kepada lebih dari 254.000 debitur. Dari jumlah tersebut, mayoritas disalurkan ke sektor produksi sebesar Rp16,51 triliun atau 61,67% dari total penyaluran KUR, sementara sisanya ke sektor non-produksi.

Selain meningkatkan penyaluran, Bank Mandiri juga konsisten menjaga posisi rasio kredit bermasalah atau (nonperforming loan/NPL) KUR dengan baik. Tercatat sampai dengan Oktober 2023 , asio NPL KUR Bank Mandiri terjaga di kisaran 1%.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebagai penyalur terbesar telah menyalurkan KUR senilai Rp107,84 triliun pada September 2023. Sebelumnya, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyebut salah satu strategi utama perseroan dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro).

Selain itu, BBRI juga menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN.

“BRI adalah bagian dari penyalur KUR, dan peran penyalur itu ada di hilir, sehingga harus wajib dan mematuhi seluruh kebijakan yang ada, mulai Permenko hingga keputusan Menteri Keuangan, bisnis proses serta petunjuk teknis dari stakeholder. Dan seluruh perangkat kebijakan KUR lengkap sejak 1 September 2023,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023, Rabu (25/10/2023)

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menyatakan berkomitmen mendorong penyaluran KUR dengan mengoptimalkan channel penyaluran, digitalisasi, serta optimalisasi rantai pasok buyer atau mitra.

"BCA terus mengembangkan infrastruktur penyaluran KUR dengan adanya webform pengajuan KUR, end to end pengolahan KUR Tanpa Agunan via platform digital, serta otomasi beberapa laporan serta data untuk internal dan eksternal," ujar EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

Hingga September 2023, realisasi KUR BCA tumbuh sebesar 11% yoy dengan sebagian besar disalurkan ke sektor perdagangan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper