Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi Konversi Motor Listrik Rp10 Juta, Ini Strategi Adira Finance (ADMF)

Adira Finance (ADMF) menyambut baik rencana pemerintah menaikan subsidi untuk konversi motor listrik yang semula Rp7 juta menjadi Rp10 juta. 
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar
Karyawan beraktivitas di kantor Adira Finance di Jakarta. Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA— Leasing PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) turut menanggapi rencana pemerintah menaikan subsidi untuk konversi motor listrik yang semula Rp7 juta menjadi Rp10 juta. 

Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif mengatakan perusahaan turut menyambut baik rencana tersebut. Dengan subsidi yang lebih besar, diharapkan minat terhadap kendaraan listrik semakin besar. 

“Itu suatu hal yang positif harusnya akan membuat antusiame masyarakat [meningkat],” kata Harry saat ditemui di sela acara Adira Festival di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2023). 

Kendati demikian, Harry mengatakan antusiame tersebut juga tergantung mekanisme pelaksanaan subsidi nanti, termasuk bagaimana cara Pemerintah memberikan subsidi. Apabila dimudahkan, tentunya akan membantu dan menarik customer untuk membeli motor listrik. 

Harry juga menilai bahwa kendaraan listrik sejatinya memiliki potensi yang baik ke depan. Adapun potensi tersebut terlihat dari meningkatnya pembiayaan listrik Adira Finance tahun ini. 

Pembiayaan kendaraan listrik per Oktober 2023 perusahaan mencapai sekitar Rp141 miliar. Di mana mobil listrik berkontribusi 70% dan motor listrik 30%. 

Harry memprediksi Adira Finance bisa memberikan pembiayaan sebanyak Rp160—170 miliar sampai akhir tahun. Angkanya bisa terbang hampir lebih dari lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. 

Diketahui sepanjang 2022, perusahaan hanya memberikan pembiayaan sebanyak Rp29,6 miliar untuk kendaraan listrik. Namun demikian, pembiayaan kendaraan listrik porsinya memang belum terlalu besar. 

Bahkan di Adira Finance hanya menyumbang sekitar 1% secara keseluruhan. Diketahui pembiayaan perusahaan sampai Oktober 2023 mencapai Rp33,8 triliun yang ditopang oleh pembiayaan motor dan mobil konvensional. “Jadi hanya sekitar 1%,” kata Harry. 

Harry mengatakan Adira Finance juga memiliki treatment yang berbeda untuk pembiayaan kendaraan listrik dibandingkan konvensional. Termasuk terkait dengan Down Payment (DP) dan suku bunga bisa lebih tinggi dibandingkan dengan yang konvensional.

Hal tersebut lantaran karakteristik nasabahnya yang berbeda, di mana biasanya yang melakukan kredit pembiayaan kendaraan listrik mereka yang sudah memiliki mobil maupun motor. 

“Customernya segmennya sedikit di atas, karena kebanyakan yang memakainya adalah pemakai motor dan mobil kedua dan ketiga. DP mobil itu sekitar 15% kalau kondisi tertentu bisa rendah lagi kalau motor kurang lebih sekitar 10%. Ratenya mobil kalau pakai KPM Prima itu setahun bisa 2,19%, motor 20-21% per tahun untuk EV,” paparnya. 

Diberitakan sebelumnya,Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin menyebut pihaknya masih menghitung kemungkinan kenaikan subsidi konversi motor listrik menjadi Rp10 juta. Dengan demikian, rencana untuk menaikan jumlah bantuan pemerintah tersebut masih belum diputuskan saat ini.

“Kita usahakan lagi menghitung, jadi belum diputuskan tapi itu suatu yang lagi dipertimbangkan supaya pick up naik,” kata Rachmat di Hotel Indonesia Kempinski, Jumat (10/11/2023).

Menurut Rachmat, ongkos konversi motor saat ini masih terbilang mahal bagi sebagian besar masyarakat. Indikasinya, kata dia, realisasi konversi motor listrik masih belum optimal sejak pertama kali dilaksankaan April 2023. Dia mengatakan pemerintah masih mengevaluasi kemungkinan untuk menaikan nilai subsidi itu tahun depan. Dengan demikian, dia berharap, jumlah konversi motor dapat meningkat signifikan nantinya.

“Nilai konversinya sendiri cukup besar, masih tetap agak tinggi jadi kalau di-support Rp7 juta orang masih mikir,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper