Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2023: Geliat Konsolidasi Bank, dari Merger NOBU-BABP hingga Akuisisi Bank Asing

Ramainya aksi merger dan akuisisi bank tahun ini terjadi sejalan dengan minat investor, khususnya asing untuk berinvestasi pada sektor perbankan yang tinggi.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- Tahun ini, industri perbankan diramaikan dengan aksi konsolidasi berupa merger dan akusisi. Ragam konsolidasi bank giat berproses mulai dari merger PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) hingga akuisisi lini bisnis konsumer yang dilepas bank asing di Indonesia. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan tahun ini aksi konsolidasi memang masih ramai.

Menurutnya, ramainya aksi merger dan akuisisi bank ini terjadi sejalan dengan minat investor, khususnya asing untuk berinvestasi pada sektor perbankan yang tinggi. 

"Permintaan ke kita dari Jepang, Korea Selatan, hingga negara tetangga Singapura itu meningkat untuk akuisisi bank lokal," ujarnya pada beberapa waktu lalu. 

Performa bank secara nasional di pasar modal pun menjanjikan. Bahkan, sektor perbankan menjadi penggerak utama pasar modal dalam menarik pihak asing. 

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah juga mengatakan bahwa aksi korporasi seperti merger dan akuisisi marak tahun ini dengan tujuan untuk memperluas jangkauan bank di era digital.

"Bank berkonsolidasi karena memerlukan modal besar dan juga kolaborasi untuk membangun ekosistem digital,” ujarnya kepada Bisnis.

Adapun, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan pada tahun depan atau 2024 sejumlah aksi konsolidasi baik merger dan akuisisi juga masih akan ramai.

"Tren akuisisi dan merger maupun konsolidasi bank masih cukup ramai tahun depan, salah satu faktornya adalah permodalan," ujar Trioksa kepada Bisnis pada pekan lalu (13/12/2023).

Berikut daftar aksi konsolidasi di industri perbankan baik yang sedang dalam tahap rencana, proses, dan rampung pada 2023:

1. Mencuatnya Kabar Merger Bank Nobu dan Bank MNC

Kedua bank milik konglomerat yakni Bank Nobu milik James Riady dan Bank MNC milik Hary Tanoesoedibjo dikabarkan akan merger sejak awal tahun ini. OJK sempat melaporkan bahwa merger Bank MNC dan Bank Nobu ditargetkan rampung Agustus 2023.

Namun, hingga 2023 hampir berakhir, merger kedua bank belum juga terlaksana. OJK telah mengonfirmasi bahwa rencana merger Bank MNC dan Bank Nobu masih dalam proses, dan tidak ada perubahan komitmen dari kedua pemegang saham pengendali bank sehingga harus diwujudkan sesuai komitmen serta target kedua pemegang saham pengendali bank itu.

Adapun, molornya pekaksanaan merger kedua bank itu dikarenakan masih adanya masalah-masalah teknis operasional yang masih dihadapi kedua bank, seperti proyeksi bisnisnya ke depan.

2. Rencana BRI & BNI Divestasi Saham di BSI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) direncanakan meninggalkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS). Kabar itu mencuat pada awal 2023 kala Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan BSI akan kedatangan investor strategis baru.

Kemudian, BRI dan BNI yang saat ini menggenggam kepemilikan saham masing-masing 15,38% dan 23,24% akan melepas sahamnya di BSI.

Kala itu, Tiko mengatakan masuknya investor strategis baru di BSI itu juga akan mendorong jangkauan perseroan yang lebih luas ke kancah global. 

“Kita terus berproses, kita ingin sebenarnya BSI jadi pemain di global ekosistem,” katanya. Namun, hingga saat ini proses divestasi saham BRI dan BNI di BSI belum juga terlaksana.

3. Bank-Bank Daerah Sibuk Bentuk KUB

Dalam upaya pemenuhan aturan modal inti minimum dari OJK sebesar Rp3 triliun pada tahun depan, sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) berkonsolidasi membentuk kelompok usaha bank (KUB). 

Teranyar, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim menggaet PT Bank Pembangunan Daerah NTB Syariah. BJTM menargetkan selain melakukan pembentukan KUB dengan Bank NTB Syariah, Bank Jatim juga bakal mengincar Bank Lampung untuk bergabung ke dalam KUB.

Tak mau kalah, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) juga membentuk KUB dengan Bank Bengkulu dan sedang dalam proses akhir.

Apabila seluruh proses KUB ini berjalan dengan lancar, maka struktur KUB bank BJB akan terdiri dari empat bank, yaitu bank BJB Syariah, Bank Bengkulu, Bank Sultra dan Bank Maluku Malut, dengan jaringan yang tersebar dari Indonesia bagian Barat sampai Indonesia bagian Timur.

4. Akuisisi Saham Superbank oleh KakaoBank

Bank digital pun tak mau kalah berkonsolidasi memperkuat ekosistem yang menjadi andalannya. Superbank misalnya mendapatkan dukungan dari bank digital dengan pengguna terbesar di Korea Selatan yakni KakaoBank.

Keduanya telah mengumumkan secara resmi untuk menjalin kemitraan strategis melalui akuisisi saham bank digital milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) sebesar 10% oleh KakaoBank melalui penerbitan saham baru pada Oktober 2023.

5. Mencuatnya Kabar Akuisisi Bank Muamalat oleh BTN

Kabar mencuat pada November 2023 di mana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan mengakuisisi PT Bank Muamalat Tbk.

Berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, BTN dikabarkan ingin mengakuisisi Bank Muamalat dan menggabungkan Bank Muamalat dengan BTN Syariah.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa langkah bergabungnya BTN Syariah dengan Bank Muamalat diperkirakan rampung pada Maret 2024.

Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN sudah melakukan diskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama terkait peluang kerja sama antara BTN Syariah dengan Bank Muamalat. BPKH sendiri merupakan pemegang saham pengendali Bank Muamalat. 

“Kami sudah diskusi sama BPKH dan Pak Menteri Agama, mungkin tidak kita bersinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar,” ujarnya di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (19/12/2023).

6. OCBC Indonesia Akuisisi Bank Commonwealth 

PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) telah mengumumkan rencana akuisisi 99% saham unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth pada November 2023.

OCBC Indonesia telah melakukan penandatanganan sale and purchase agreement (SPA) dengan CBA untuk membeli 99% saham di Bank Commonwealth.

Estimasi dari nilai rencana transaksi akuisisi adalah Rp2,2 triliun, dan nilai tersebut akan bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. 

OCBC Indonesia juga bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1% saham Bank Commonwealth dari pemegang saham lainnya.

Rencana akuisisi ini akan memerlukan persetujuan dari OJK, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemenuhan kondisi lainnya. Setelah akuisisi selesai, Bank Commonwealth kemudian akan diintegrasikan ke dalam OCBC Indonesia.

7. Rampungnya Penjualan Lini Bisnis Konsumer Citibank ke UOB

Citibank telah merampungkan penjualan bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia pada November 2023. Lini bisnis konsumer yang dijual mencakup bisnis perbankan ritel, kartu kredit, dan pinjaman tanpa agunan, serta perpindahan karyawan. 

Tak hanya di Indonesia, Citi juga menjual lini bisnis konsumernya itu ke UOB di tiga negara lainnya, yakni Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

8. Rampungnya Penjualan Lini Bisnis Konsumer SCBI ke Bank Danamon

Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah menuntaskan penjualan dan pengalihan sejumlah portofolio bisnis konsumernya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada 9 Desember 2023.

Portofolio yang dilepas SCBI antara lain kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR), personal loan, dan auto loan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper