Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menebak Arah Investasi Asuransi Jiwa di Era Suku Bunga Tinggi

AAJI memberikan prediksi arah investasi perusahaan asuransi jiwa saat suku bunga masih tinggi.
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memberikan proyeksi arah penempatan investasi industri asuransi jiwa di era suku bunga tinggi.

Hal ini mengingat suku bunga yang terus merangkak sejak tahun lalu, seiring langkah bank sentral di dunia yang mengerek suku bunga, termasuk The Fed dan Bank Indonesia.

Di Indonesia sendiri, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20–21 Februari 2024.

Jika melihat data historis 2019–2024, angka BI rate tertinggi terjadi pada 19 Oktober 2023–21 Februari 2024 yang mencapai 6%. Kondisi ini juga pernah dirasakan pada 17 Januari 2019–20 Juni 2019.

Sementara itu, berdasarkan data histori bank sentral, BI rate terendah pernah mencapai 3,5% pada kurun lima tahun terakhir. Angkanya terjaga dari 18 Februari 2021–21 Juli 2022.

Kepala Departemen Investasi AAJI Rahmat Syukri mengatakan bahwa ramai analis memperkirakan suku bunga akan mengalami penurunan pada semester II/2024.

“Terkait dengan industri, kalau industri itu adalah investor. Kalau suku bunga naik, tentunya ini menguntungkan, artinya bermanfaat untuk industri, karena pendapatan dari investasinya naik,” kata Syukri dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Full Year 2023 di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Syukri mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga turut mempengaruhi kenaikan dari pendapatan investasi. Namun bagi peminjam, lanjut dia, akan menjadi beban karena beban makin bertambah.

“Tapi, industri di sini menempatkan investasi sebagai investor, sehingga bagi industri ini menjadi keuntungan tersendiri selain pendapatan premi, karena di industri asuransi itu ada dua, yaitu pendapatan premi dan pendapatan dari investasi,” ungkapnya.

Dalam hal instrumen investasi, Syukri mengatakan bahwa saat ini SBN menjadi penempatan investasi yang mayoritas ditempatkan perusahaan asuransi jiwa.

Sebab sebelumnya, penempatan investasi industri asuransi lebih banyak ditempatkan di reksa dana. Penurunan itu terjadi karena regulasi yang diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Jadi, mungkin ada keterkaitan dengan suku bunga juga, tetapi lebih banyak terkait regulasi,” imbuhnya.

Dari segi strategi investasi, Syukri mengatakan, apabila melihat perkiraan analis yang memperkirakan suku bunga akan turun maka perusahaan asuransi akan lebih mendominasi penempatan investasi di SBN dan jangka panjang.

Jika melihat data AAJI, penempatan investasi di instrumen reksa dana turun 25,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp78,20 triliun pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya Rp105,35 triliun. Sementara itu, peningkatan signifikan di penempatan SBN dengan pertumbuhan 28,2% yoy dari Rp142,94 triliun menjadi Rp183,23 triliun.

“Jadi, ini sejalan juga dan bahwa ini bagus, dari industri masuk ke surat berharga dan timing yang pas, karena suku bunga tinggi bisa dikunci untuk jangka panjang, sehingga pendapatan akan menjadi stabil karena ditempatkan di jangka panjang,” ujarnya.

Namun, salah satu strategi umum yang dilakukan perusahaan asuransi adalah menempatkan investasi pada instrumen surat berharga, baik SBN maupun korporasi, dan sukuk jangka panjang.

“Di sisi lain, industri atau masing-masing perusahaan akan melihat likuiditasnya bagaimana. Kalau keperluan jangka pendek, baru ditempatkan di deposito seadanya. Jadi, arah instrumen investasi ada di surat berharga untuk sekarang ini,” pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper