Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BSI Ungkap Berkah Merger saat Pandemi, Masuk Top 10 Bank Syariah Dunia

Usai merger di masa pandemi, pertumbuhan bisnis BSI pesat hingga masuk ke dalam jajaran 10 besar bank syariah dunia.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kedua dari kiri) dalam acara Diskusi Buku Mega Merger in The Pandemic Era pada Kamis (11/7/2024)/Bisnis-Fahmi A. B
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kedua dari kiri) dalam acara Diskusi Buku Mega Merger in The Pandemic Era pada Kamis (11/7/2024)/Bisnis-Fahmi A. B

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) atau BSI merampungkan merger pada 2021 kala pandemi Covid-19 masih merebak. Namun, usai merger, pertumbuhan bisnis BSI pesat hingga masuk ke dalam jajaran 10 besar bank syariah dunia.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan berdasarkan riset, 70% sampai 90% merger berakhir dengan kegagalan. "Ini gara-gara integrasi yang gagal, membawa ego, pola, dan paham lama," katanya dalam acara Diskusi Buku Mega Merger in The Pandemic Era pada Kamis (11/7/2024).

Maka menurutnya, perlu aksi cermat dalam menjalankan merger, termasuk dalam merger atau penggabungan dari PT Bank BRI Syariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah pada 2020. "Tantangan terbesar adalah budaya, kalau budaya tidak dibenerin bisa gagal," katanya. 

Adapun, menurutnya yang dikejar dari merger bank syariah kala itu bukan hanya value, tetapi juga menciptakan organisasi baru dengan membawa hal-hal baik di dalamnya. 

"Dari tiga bank, BSM punya wholesale yang bagus, BNI Syariah punya funding bagus, BRI Syariah juga funding bagus," ujarnya.

Alhasil, setelah tiga tahun merger, BSI mencatatkan pertumbuhan bisnis yang pesat. Pada kuartal I/2024 BSI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 17,07% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,71 triliun. 

Pada fungsi intermediasi, pembiayaan BSI naik 15,92% menjadi Rp246,54 triliun dari sebelumnya Rp212,67 triliun. Alhasil, aset terkerek naik 14,25% menjadi Rp357,9 triliun dari sebelumnya Rp313,25 triliun. 

Kemudian, BSI telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp297,34 triliun, naik 10,43% dari sebelumnya Rp269,26 triliun. Dana murah BSI menyentuh Rp180,96 triliun tumbuh 9,29% yoy dari sebelumnya Rp165,57 triliun. 

Hery mengatakan dari laba, BSI masuk ke dalam lima bank peraup laba terbesar di Indonesia. Kemudian, dari sisi aset, BSI menjadi bank keenam dengan aset terbesar.

Pascamerger, BSI mengakuisisi 6 juta nasabah. Hery mengklaim jumlah nasabah BSI menjadi terbesar kelima di Indonesia. "Kinerja tersebut membuat saham mempunyai return terbaik," kata Hery.

Emiten bank berkode BRIS pun menyandang status sebagai bagian dari 10 besar bank syariah terbesar di dunia, dari sisi kapitalisasi pasar atau market cap.

Sebagai informasi, BSI berada di bawah Emirates Islamic Bank pada posisi 9 dengan kapitalisasi pasar US$10,38 miliar, dan Abu Dhabi Islamic Bank pada posisi 8 dengan kapitalisasi pasar US$10,94 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper