Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Obligasi Multifinance Rp13,24 Triliun pada Semester I/2024, Turun 12,35%

Ada dua penyebab penurunan penerbitan obligasi multifinance pada semester I/2024, salah satunya kenaikan suku bunga acuan BI Rate.
Investor mencari informasi penjualan obligasi melalui salah satu platform mobile banking di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mencari informasi penjualan obligasi melalui salah satu platform mobile banking di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat nilai penerbitan surat utang oleh industri multifinance mencapai Rp13,24 triliun selama semester pertama 2024. 

Angka tersebut menjadi yang terbesar dibandingkan dengan industri lainnya seperti pulp dan kertas yang mencapai Rp12,75 triliun dan Lembaga Keuangan Khusus sebanyak Rp7,68 triliun. 

Namun demikian, penerbitan surat utang multifinance mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 12,35%.

“Total penerbitan surat utang multifinance pada semester I/2023 mencapai Rp15,11 triliun,“ kata Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin kepada Bisnis, Rabu (24/7/2024). 

Ahmad mengatakan ada dua faktor utama yang menyebabkan penurunan penerbitan surat utang multifinance pada semester pertama 2024. Pertama kenaikan suku bunga sejak Oktober 2023 sampai dengan Juni 2024, di mana Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga dua kali, masing-masing 25 basis poin (bps). 

Ahmad melanjutkan kenaikan suku bunga ini mempengaruhi pendanaan multifinance di antaranya kenaikan biaya pendanaan. Adapun suku bunga tinggi meningkatkan kupon yang perlu dibayarkan oleh emiten. Di sisi lain, investor juga meminta premi yang lebih tinggi karena suku bunga tinggi meningkatkan leverage keuangan perusahaan multifinance.

Menurut Ahmad, kenaikan suku bunga tersebut juga mempengaruhi pelemahan permintaan jasa multifinance. Pasalnya suku bunga tinggi membuat pinjaman menjadi lebih mahal, sehingga mendorong rumah tangga dan bisnis yang selama ini mengandalkan pembiayaan dari multifinance untuk menunda pembelian.

“Jadi, maklum, ketika suku bunga lebih tinggi, pendanaan multifinance melalui surat uang juga lebih rendah. Mereka mungkin lebih mengoptimalkan pendanaan melalui modal internal,” kata Ahmad. 

Ahmad menambahkan perusahaan multifinance menerbitkan surat utang dengan jangka pendek sehingga ketika jatuh tempo dalam waktu dekat, perusahaan dapat membiayai kembali dengan lebih murah ketika suku bunga mulai diturunkan oleh bank sentral. 

“Strategi tersebut umum dilakukan saat suku bunga tinggi seperti sekarang,” imbuhnya. 

Pefindo juga mencatat pada semester pertama 2024, nilai jatuh tempo surat utang multifinance lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan kebutuhan pendanaan melalui penerbitan surat utang baru menjadi berkurang. 

Adapun angka jatuh tempo surat utang multifinance mencapai Rp26,29 triliun pada 2024. Dari total tersebut, yang paling terendah adalah sebesar Rp4,26 pada kuartal 1 2024. 

“Sebagai hasilnya, penerbitan oleh multifinance selama periode ini juga relatif sepi,” kata Ahmad. 

Bahkan, berdasarkan catatan Pefindo, tidak ada multifinance yang menerbitkan surat utang selama kuartal I/2024.

Pefindo menyoroti melambatnya pertumbuhan pembiayaan. Adapun tren pertumbuhan pembiayaan multifinance juga cenderung melambat dibandingkan dengan akhir tahun lalu karena permintaan yang lebih lemah. Hal tersebut turut berkontribusi pada penurunan kebutuhan pendanaan melalui penerbitan surat utang.  

Meski masih diatas double digit, pertumbuhan multifinance hanya 10,8% secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2024. Persentase tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan pada bulan sebelumnya yakni 12,2% yoy per Maret 2024). Total outstanding pembiayaan mencapai Rp486,35 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper