Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Targetkan Rasio Industri Penjaminan Capai 3,5% terhadap PDB

Target peningkatan rasio industri penjaminan tersebut diungkapkan dalam Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Penjaminan 2024–2028 OJK.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memberikan sambutan saat acara Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) di Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Gencarkan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memberikan sambutan saat acara Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) di Jakarta, Kamis (22/8/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program Gencarkan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan peningkatan rasio industri penjaminan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bisa mencapai sebanyak 3,5%. Adapun saat ini rasio industri penjaminan terhadap PDB mencapai 2,6%. 

Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat peluncuran Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Penjaminan 2024–2028, pada hari ini, Selasa (27/8/2024). 

“Dengan roadmap ini diharapkan bisa meningkatkan rasio dari industri penjaminan, saat ini 2,6% terhadap PDB, menjadi 3,5 persen,” kata Mahendra. 

Mahendra mengatakan total aset dan kapitalisasi industri jasa keuangan secara keseluruhan, perbankan dan nonperbankan mencapat Rp15,3 ribu triliun. Sementara kapitalisasi di pasar modal yang mencapai Rp18.700 triliun dijumlahkan, memang tentu ada double coating disitu. Tapi kami ingin menggambarkan saja besarnya, mencapai Rp34.000 triliun atau 160% dibandingkan PDB Indonesia.

“Sekalipun angka tersebut besar secara nominal, tapi jika kita lihat rasio dari angka tadi terhadap PDB Indonesia dan dibandingkan dengan rasio dan dari besaran masing-masing nominal terhadap PDB negara-negara di kawasan, terlihat masih rendah,” katanya. 

Artinya, lanjut Mahendra, ruang untuk peningkatan nilai tambah dan kontribusi sektor jasa keuangan secara masing-masing industri itu maupun kepada perekonomian nasional sangat besar.

Tidak hanya sampai disitu, Mahendra juga mengungkap pentingnya pengembangan dan penguatan industri penjaminan. Menurutnya dengan pengembangan dan penguatan, pada gilirannya akan mampu mengurangi atau menurunkan cost of fund atau bunga atau dana yang disediakan oleh industri jasa keuangan.

“Yang tentu pada gilirannya menjadi basis bagi penghitungan beban bunga ataupun pembiayaan yang diberikan oleh lembaga jasa keuangan itu. Oleh karena itu, maka tidak bisa tidak penguatan dan pengembangan industri jasa keuangan yang dilakukan melalui peningkatan modal atau ekuitas. Lalu dibarengi dengan penguatan governansi, manajemen risiko dan kepatuhan akan menjadikan sektor ini jauh lebih efisien, resilien, dan tumbuh berpanjutan,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Mahendra menyebut peluncuran peta jalan pengembangan dan penguatan industri penjaminan ini tentu sangat relevan dan memiliki momentum yang tepat mendorong inklusi keuangan dan keberpihakan kepada UMKM secara tepat. 

“Karena sistem yang dibangun dengan basis yang solid tadi akan menjadi fondasi kuat bagi UMKM yang memang sehat, berdaya saing tinggi dan mampu benar-benar mendukung perekonomian nasional,” ungkapnya. 

Terakhir, pihaknya berharap peta jalan ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan memberikan manfaat yang luas. Dia juga berharap implementasinya dilakukan dengan semangat dan optimisme sehingga semua dapat benar-benar mengharapkan dan melihat kebahagiaan dan penguatan yang mendasar dari industri penjaminan yang akan memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan dan pengembangan UMKM di Indonesia maupun tentu kontribusi sumbangsinya kepada perekonomian nasional.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper