Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bermasalah MUF Turun 1,48% pada Juli 2024, Begini Strateginya

Kredit bermasalah Mandiri Utama Finance mengalami penurunan apabila dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 1,59%.
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang Mandiri Utama Finance (MUF) di Jakarta, Kamis (4/7/2024)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang Mandiri Utama Finance (MUF) di Jakarta, Kamis (4/7/2024)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) mencatat kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) perusahaan terjaga diangka 1,48% pada Juli 2024. Angka tersebut juga mengalami penurunan apabila dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 1,59%. 

Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan NPF perusahaan pembiayaan masih terjaga apabila di bawah ketentuan yakni 5%. Finance & Risk Management Director PT Mandiri Utama Finance Rully Setiawan mengatakan performa NPF MUF tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih tetap tumbuh sehat di tengah turunnya jumlah kelas menengah. 

“Strategi MUF untuk menekan kredit macet adalah dengan melakukan penajaman pola kerja dan supervisi untuk pengelolaan portofolio pembiayaan,” kata Rully kepada Bisnis, pada Kamis (5/9/2024). 

Rully mengatakan perusahaan juga melakukan penajaman risk management dengan penyesuaian kebijakan kredit. Selain itu, MUF juga gencar menyelenggarakan aktivitas literasi keuangan, baik secara online maupun langsung untuk mendorong peningkatan tingkat literasi keuangan masyarakat.

Sebelumnya, Rully menyebut bahwa penurunan segmen kelas menengah berdampak pada penyaluran pembiayaan untuk kelas menengah khususnya kendaraan bermotor jenis bekas. Namun demikian, dia menyebut secara keseluruhan kendaraan bermotor roda empat mengalami pertumbuhan sebesar 29,5% per Juli 2024 (yoy) untuk kendaraan bermotor roda empat jenis baru.

“Pertumbuhan yang terjaga ini membuat kami optimis bahwa kondisi makro yang menantang masih dapat teratasi berkat kinerja organisasi yang optimal dan strategi yang tepat untuk menjangkau market-market baru,” kata Rully. 

Selain itu, lanjut Rully kerja sama pembiayaan dengan Bank Mandiri dan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang semakin erat juga mendorong pertumbuhan performa bisnis yang sehat. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), setidaknya 9,4 juta penduduk kelas menengah telah turun kasta ke kelompok aspiring middle class selama 2019 sampai dengan 2024 menjadi 47,85 juta.

Secara tahunan, jumlah kelas menengah juga turun dari 2023 yang sebanyak 48,27 juta orang. Sementara NPF perusahaan pembiayaan per Juni 2024 tercatat 2,8%, naik secara tahunan (year on year/yoy) dan bulanan (month to month/mtm) yakni masing-masing 2,69% pada Juni 2023 dan 2,77% pada Mei 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper