Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Ekonom UOB: Bank Indonesia Diperkirakan Pangkas Suku Bunga ke 4,75% pada 2025

Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja memproyeksikan Bank Indonesia berpotensi untuk kembali memangkas BI Rate hingga ke level 4,75% hingga akhir tahun 2025.
Peluncuran platform digital UOB Infinity oleh PT Bank UOB Indonesia pada Kamis (23/2/2023) di Jakarta. / Bisnis Indonesia - Fahmi Ahmad Burhan
Peluncuran platform digital UOB Infinity oleh PT Bank UOB Indonesia pada Kamis (23/2/2023) di Jakarta. / Bisnis Indonesia - Fahmi Ahmad Burhan

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom ASEAN UOB, Enrico Tanuwidjaja, memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan terus menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga mencapai level 4,75% pada akhir tahun 2025. Menurut Enrico, langkah ini mencerminkan kebijakan proaktif bank sentral dalam merangsang perekonomian saat terjadi transisi, dengan mempertimbangkan adanya jeda efek kebijakan moneter (lag effect).

"Ketika suku bunga dipotong, ekonomi tidak langsung bereaksi. Ada jeda sekitar 6 hingga 9 bulan sebelum dampaknya dirasakan," ujar Enrico dalam konferensi pers pada Rabu (25/9/2024).

Penurunan suku bunga yang dimulai pada September 2024 ini diperkirakan akan berlanjut hingga kuartal IV 2024. Enrico memperkirakan BI Rate bisa mencapai 4,75% pada akhir 2025, sementara tingkat suku bunga jangka panjang kemungkinan akan berada pada kisaran 4-4,25%. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa target inflasi Indonesia akan berada di kisaran 1,5-3,5%, mencerminkan stabilisasi inflasi oleh kebijakan moneter BI.

Selain itu, Enrico menyebut bahwa Federal Reserve (The Fed) diperkirakan masih akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin hingga akhir 2024. Ia memperkirakan tingkat suku bunga The Fed akan berada di kisaran 4,5% pada akhir tahun ini, dan turun secara bertahap hingga mencapai 3,25% pada awal 2026.

Pada pekan lalu, The Fed dan Bank Indonesia kompak menurunkan suku bunga acuan mereka. The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, membuat suku bunga acuan AS berada di kisaran 4,75-5%, sementara BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

Enrico juga mengaitkan penurunan suku bunga ini dengan peristiwa pada tahun 1995 dan 1998, di mana The Fed menurunkan suku bunga secara bertahap sebelum menaikkannya kembali, tergantung pada perkembangan ekonomi dan belanja fiskal AS.

“Jika belanja fiskal AS meningkat signifikan karena keputusan presiden terpilih untuk melakukan pengeluaran besar-besaran, The Fed harus mempertimbangkan kembali kebijakan suku bunganya karena pasar keuangan pasti akan bereaksi dalam kondisi tersebut,” tambah Enrico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper