Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Timur Tengah Memanas, Rupiah Mampu Tembus Level di Bawah Rp15.000?

Nilai tukar rupiah sempat diproyeksikan menguat tersulut tren penurunan suku bunga acuan. Namun, apakah tensi panas di Timur Tengah menghambatnya?
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah pada akhir tahun ini diproyeksikan menguat tersulut tren penurunan suku bunga acuan. Namun, laju penguatan rupiah akan terganjal oleh tensi panas di Timur Tengah.

Chief Economist of BCA Group David Sumual mengatakan memang nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menguat tajam seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan. Setelah suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI) terealisasi turun, rupiah kian perkasa, dan menjadi paling kuat di emerging market.

Kemudian, ke depannya The Fed diproyeksikan masih akan melanjutkan tren penurunan suku bunga acuannya sebanyak dua kali hingga akhir tahun ini. Penurunan suku bunga acuan The Fed diproyeksikan mampu menyulut penguatan rupiah.

Namun, kini laju penguatan rupiah terganjal oleh tensi panas di Timur Tengah. "Ini ada kekhawatiran meluasnya krisis geopolitik di Timur Tengah, di emerging market lain juga melemah," ujar David kepada Bisnis pada Kamis (3/10/2024).

Kondisi di Timur Tengah memang semakin memanas setelah Iran dilaporkan menyerang pangkalan jet tempur F-35 milik Israel. Iran meluncurkan serangan rudal besar (dilaporkan 180 rudal) ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan Israel terhadap pemimpin kelompok Islam Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Lebanon.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024), berdasarkan data Bloomberg, rupiah pun ditutup melemah 1,05% atau 160,5 poin ke posisi Rp15.428,5 per dolar AS.

Alhasil, menurutnya pada kuartal IV/2024, pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh tarik menarik sentimen geopolitik di Timur Tengah dan penurunan suku bunga acuan The Fed.

"Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, tapi yang jelas yang paling kuat adalah tarik menarik suku bunga The Fed dengan kondisi di Timur Tengah," jelas David.

Ia pun memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sulit untuk berada di bawah level Rp15.000. Perkiraannya, rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.300 - Rp15.800.

Sebelumnya, Tim Riset Maybank Sekuritas menyampaikan rupiah memiliki ruang untuk rebound terhadap dolar AS mulai Oktober 2024. 

Ekonom Maybank Sekuritas memperkirakan BI akan memangkas BI Rate sebesar 50 basis poin lagi menjadi 5,5% pada akhir 2024 dan kembali turun menuju 5% pada 2025. 

Sementara itu, keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin dalam FOMC bulan lalu juga menjadi katalis positif pasar uang.  

“Pada Oktober, kami melihat ada peluang rebound rupiah terhadap dolar AS karena ketidakpastian Pemilu AS,” tulisnya dalam riset, akhir bulan lalu (23/9/2024).  

Dalam jangka menengah, Maybank Sekuritas memberikan pandangan bullish terhadap prospek nilai tukar rupiah. Penilaian itu berpijak pada empat faktor.  

Pertama, BI memulai siklus pelonggaran moneter sehingga meningkatkan minat investor terhadap surat utang. Kedua, fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan surplus neraca dagang masih bisa dipertahankan.  

“Ketiga, aliran modal asing ke pasar saham emerging market menguat sejalan dengan pelonggaran The Fed,” imbuhnya. 

Keempat, posisi fiskal tetap dikendalikan dengan baik, khususnya dengan defisit APBN yang bertahan di bawah 3% PDB. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper