Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Kejutan BI Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran, Simak Konsensus BI Rate dari Ekonom

Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate dalam RDG yang berakhir hari ini, beberapa hari sebelum pelantikan Prabowo-Gibran.
Annasa Rizki Kamalina, Surya Dua Artha Simanjuntak
Rabu, 16 Oktober 2024 | 08:35
Karyawan berada di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan berada di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berakhir hari ini, Rabu (16/10/2024).

Sebanyak 28 dari 38 ekonom yang terhimpun dalam konsensus ini mengestimasikan BI akan menjaga BI Rate. Sedangkan 10 ekonom memproyeksikan BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede merupakan salah satu ekonom yang memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan. Josua menjelaskan, BI akan mempertimbangkan tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap seluruh mata uang negara-negara Asia yang belakangan terjadi.

Menurutnya, penguatan dolar AS terjadi karena ekskalasi konflik di Timur Tengah. Tak hanya itu, rilis data ekonomi AS juga menunjukkan pasar tenaga kerja yang semakin mengetat.

"Sehingga ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Fed pun menjadi berubah," jelas Josua, dikutip Rabu (16/10/2024).

Kendati demikian, dia tidak menampik bahwa ruang penurun BI Rate tetap terbuka apabila pertimbangannya lebih menenkankan ke kondisi inflasi yang tetap terkendali.

Sementara itu, ekonom DBS Bank Radhika Rao mengatakan bank sentral RI yang dipimpin oleh Gubernur Perry Warjiyo mungkin akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini dan baru akan kembali memangkas suku bunga di akhir tahun.

“Ini akan menjadi keputusan yang sulit,” katanya, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, seorang ekonom Maybank Securities Pte Brian Lee mengatakan secara umum, bank sentral sepertinya tidak akan membalikkan sikap pelonggarannya. Inflasi yang rendah dan konsumsi yang lemah mendukung alasan untuk penurunan suku bunga lebih lanjut untuk membantu permintaan domestik.

Lee memperkirakan BI akan menahan penurunan suku bunga acuan sampai November dan Desember.

Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menyampaikan bank sentral akan mempertahankan suku bunga, usai memangkas 25 bps pada bulan lalu, karena mempertimbangkan volatilitas dari nilai tukar rupiah. 

"[Proyeksi 6%] karena volatilitas nilai tukar terpantau masih tinggi," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (15/10/2024). 

Hosianna menuturkan BI perlu menjaga kestabilan nilai tukar karena indikasi leading indikator menunjukkan inflection point ke arah perbaikan.

Secara keseluruhan, Hosianna memandang kecenderungan perlambatan domestik masih dikarenakan faktor eksternal. Ke depan, pihaknya masih melihat ruang berlanjutnya penurunan suku bunga The Fed dan ekonomi China yang dapat perlahan rebound, akan menjadi katalis positif dan spillover ke ekonomi domestik.

Senada, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menyampaikan stabilitas rupiah akan menjadi alasan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga sebesar 6%. 

Menurutnya, kondisi ekonomi dan geopolitik eksternal masih relatif bergejolak. Terlebih, memanasnya konflik di Timur Tengah.

"Terutama geopolitik Timur Tengah dan The Fed kemungkinan juga ke depan masih akan gradual pelonggaran moneternya," tuturnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pemangkasan BI Rate sebesar 25 bps pada bulan lalu salah satunya karena telah melihat kejelasan dari arah penurunan suku bunga The Fed, dan sebagai bentuk dukungan untuk mendorong pertumbuhan.

RDG kali ini merupakan yang terakhir kalinya di masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pekan ini, pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto – Gibran Rakamuming Raka, akan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Awal pekan ini, Prabowo  telah memanggil seluruh calon menteri yang akan mengisi kabinet pemerintahanya pada periode 2024-2029.

Sebanyak 49 tokoh dipanggil Prabowo untuk mengemban tugas sebagai menteri. Terdapat nama-nama lama yang telah bertugas pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada pula nama baru yang dipilih.

Di antara nama-nama lama terdapat Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani.Selain itu, terdapat pula nama-nama baru yang dipanggil Prabowo ke kediamannya, termasuk Veronica Tan.

“Sebelum saya undang ke sini sebenarnya mereka sudah menyatakan bersedia membantu saya. Sebetulnya, hari ini hanya mengkonfirmasi. Saya konfirmasi, saya yakinkan mereka bersedia atau tidak bantu saya di bidang yang saya tawarkan kepada mereka. Alhamdulillah, semuanya menyatakan sanggup,” kata Prabowo Subianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper