Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Bisnis Fintech P2P di Mata Investor Ventura Openspace

Perusahaan modal ventura menilai fintech yang sedang kesulitan ekuitas ataupun dalam sanksi relatif lebih sulit untuk mendapatkan pendanaan.
Ilustrasi layanan jasa keuangan financial technology (fintech) crowdfunding./ Freepik.
Ilustrasi layanan jasa keuangan financial technology (fintech) crowdfunding./ Freepik.

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan modal ventura, Openspace Ventures, menyebut terbuka peluang penyuntikan modal untuk industri financial technology (fintech) P2P lending di Indonesia yang saat ini tengah berjuang memenuhi ketentuan ekuitas minimum sebesar Rp12,5 miliar yang harus dipenuhi paling lambat Juni 2025.

Ayu Tanoesoedibjo, Executive Director Openspace Indonesia mengatakan dalam memberikan pembiayaan kepada perusahaan rintisan atau startup pihaknya selalu menekankan pada indikator prospek bisnis dan fundamental perusahaan.

"P2P atau enggaknya, sebagai fintech company kita harus lihat fundamentalnya," kata Ayu saat ditemui di Openspace Office Indonesia, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

Saat ini, Openspace belum memiliki portofolio investasi di P2P lending. Ayu juga bilang, dalam 6-12 bulan terakhir pihaknya juga belum ada komunikasi dan penjajakan dengan perusahaan P2P lending yang mencari dukungan permodalan.

"Kalau P2P masalahnya itu bisnis model yang lebih lama [bukan rintisan]. Kalau P2P sekarang kan tidak banyak yang berjalan secara bagus. Jadi dengan itu mereka juga tidak ke modal ventura untuk mencari dana," kata Ayu.

Menurutnya industri fintech P2P lending sedang sulit dalam modal. Per Desember 2024, terdapat 11 dari 97 penyelenggara P2P lending yang belum memenuhi ekuitas minimum sebesar Rp7,5 miliar yang semestinya harus dipenuhi pada Juni 2024. Selain itu, terdapat 27 penyelenggara P2P lending yang mendapat sanksi administratif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepanjang Desember 2024.

Ayu melihat industri tersebut saat ini sedang memprioritaskan bagaimana menjaga bisnis mereka agar bisa bertahan dan tumbuh berkelanjutan. Posisi sulit itu menurutnya dilihat oleh perusahaan modal ventura bukan menjadi sebuah peluang untuk dapat mengucur pendanaan.

"Sama seperti perusahaan tradisional, kalau ada perusahaan yang pailit mau cari pendanaan lebih susah. Di mana perusahaan bagus, P2P atau tidak, fintech ataupun tidak, kalau perusahannya bagus mereka pasti ada peluang untuk mencari dana," ujarnya.

Meski belum punya portofolio investasi di P2P lending, Openspace memiliki portofolio pembiayaan di perusahaan fintech yang bermain di lini bisnis buy now pay later (BNPL), yaitu Kredivo. Ayu menjelaskan pembiayaan di segmen fintech ini bukan dilihat dari model bisnis mereka apakah itu P2P lending ataupun BNPL. Lagi-lagi, dia menekankan penilaiannya adalah dari fundamental perusahaan.

"Misal nih, gerobak jualan bakso A dan B, sama saja jualan bakso. Kenapa gerobak jualan A bisa sukses jadi restoran, dan B tidak jadi restoran. Persepsi kita seperti itu. Kita tidak cuma fokus mau bisnis model bagaimana tapi lebih ke fundamental finansial seperti apa," tegasnya.

Adapun dalam pemenuhan ekuitas minimum perusahaan P2P lending, opsi yang terbuka selain injeksi modal adalah merger dan akuisisi. Namun, ada kebijakan OJK yang mengatur satu penyelenggara P2P lending tidak dapat menjalankan lebih dari satu platform P2P.

Ihwal opsi tersebut, Ayu menilai perusahaan P2P lending dapat merger dengan perusahaan fintech lain yang belum memiliki platform P2P lending. Bila itu dilakukan dan membuat fundamental finansial perusahaan lebih baik, Ayu bilang tak menutup kemungkinan modal ventura bisa masuk.

"Banyak fintech company, baik itu asuransi, bank, dan sebagainya. Fokus kita melebar ke sana. Di mana ada peluang perusahaan-perusahaan kecil dengan bisnis model jelas, dengan margin yang bagus untuk merger jadi perusahaan lebih berkelanjutan, ya di situ ada potensi bagi modal ventura seperti kita untuk menambahkan dana agar mereka bisa berjalan ke stage berikutnya," pungkasnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper