Bisnis.com, BANDA ACEH — Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa terus mengalami peningkatan dan kembali memecahkan rekor baru tertinggi sepanjang masa pada Januari 2025 menjadi US$156,1 miliar. Sebelumnya rekor tercatat pada cadangan devisa Desember 2024 sebesar US$155,7 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerbitan global bond pemerintah.
“Serta penerimaan pajak dan jasa di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/2/2025).
Dia menyampaikan posisi cadangan devisa pada akhir Januari 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Melihat perkembangan tersebut, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal.
Baca Juga
Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.
Otoritas juga terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kenaikan yang didorong oleh utang pemerintah tersebut, terpantau dari data Kementerian Keuangan yang menerbitkan global bonds pada Januari lalu untuk memenuhi pembiayaan APBN yang mencapai Rp616,2 triliun.
Mengacu catatan Direktorat Jenderal Pengeolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, pada tanggal 8 Januari 2025 (waktu New York) atau 9 Januari 2025 (waktu Jakarta), pemerintah sukses melakukan transaksi penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu dolar AS dan euro.
Penerbitan tersebut dilakukan dengan format SEC Shelf Registered, masing-masing senilai US$2 miliar dan EUR1,4 miliar.
Direktur SUN DJPPR Deni Ridwan dalam keterangan resminya menjelaskan penerbitan global bonds untuk membiayai APBN 2025 tersebut berhasil menarik minat investor global hingga mencapai total orderbookUS$6,1 miliar dan EUR2,5 miliar.
Dengan orderbook yang cukup solid tersebut, pemerintah dapat menurunkan tingkat imbal hasil untuk seluruh tenor yang ditawarkan kepada investor. Final yield untuk tenor USD 5 tahun dan 10 tahun adalah sebesar 5,300% dan 5,650%, serta tenor EUR 8 tahun dan 12 tahun adalah 3,917% dan 4,251%.
“Keberhasilan transaksi ini mencerminkan dukungan yang kuat dan berkelanjutan dari beragam investor global untuk Indonesia. Tingginya minat investor tersebut antara lain didorong oleh fundamental ekonomi Indonesia dan kinerja APBN yang solid,” ujarnya, Rabu (15/1/2025).