Bisnis.com, JAKARTA— Lebaran tinggal menghitung jam. Di tengah riuhnya persiapan mudik, belanja baju baru, hampers, dan bagi-bagi amplop, banyak orang mungkin nyaris lupa bahwa Tunjangan Hari Raya (THR) bukan cuma soal merayakan, tapi juga bisa menjadi momentum untuk membangun pondasi keuangan yang lebih sehat.
Alih-alih habis tak bersisa dalam hitungan hari, sebagian dari THR sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk berinvestasi. Momen ini bisa jadi titik awal seseorang mulai menyusun strategi keuangan jangka pendek hingga jangka panjang, asal dikelola dengan bijak.
Certified Financial Planner Gembong Suwito menyarankan agar sebagian dari THR dialokasikan untuk masa depan.
“Sisihkan sebagian THR untuk pos masa depan khususnya berinvestasi. Alokasikan 20-30% uang dari THR untuk berinvestasi alias tidak dihabiskan semuanya di pos kebutuhan lebaran,” kata Gembong kepada Bisnis, pada Minggu (30/3/2025).
Menurut Gembong, kunci dari berinvestasi dengan THR adalah menyesuaikannya dengan tujuan keuangan. Untuk jangka pendek (kurang dari satu tahun), dia menyarankan produk yang likuid dan aman seperti deposito dan reksadana pasar uang.
Sementara untuk jangka menengah (1–3 tahun), pilihan seperti obligasi negara ritel, reksadana pendapatan tetap, dan emas bisa menjadi opsi ideal.
Baca Juga
“Obligasi negara ritel dan reksadana pendapatan tetap, emas,” katanya.
Adapun untuk rencana jangka panjang (lebih dari lima tahun), Gembong menyebut beberapa instrumen yang punya potensi pertumbuhan lebih tinggi. “Saham, reksadana, emas, properti,” sebutnya.
Namun, dia mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati dalam memilih instrumen investasi. “Hindari investasi pada produk investasi yang tidak dipahami dan dikuasai. Fokus ke produk investasi yang sudah dikuasai,” tegasnya.
Sebagai bentuk perlindungan nilai aset, Gembong juga menyarankan penggunaan instrumen seperti emas dan dolar AS. “Gunakan emas dan dollar AS sebagai safe haven alias lindung nilai,” pungkasnya.