Bisnis.com, JAKARTA — Dua dari 28 ekonom yang proyeksinya dihimpun Bloomberg masih meyakini Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin dalam RDG BI April 2025, ketika mayoritas berkeyakinan suku bunga tetap 5,75%.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian, satu dari dua ekonom yang proyeksi pangkas, meyakini hal tersebut menjadi upaya untuk membantu pemulihan ekonomi dalam negeri—yang pada kuartal I/2025 diyakini akan melandai.
“Akan sangat bijaksana kalau Bank Indonesia mulai melanjutkan pemotongan suku bunga pada bulan April ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).
Pemangkasan tersebut, kata Fakhrul, dengan mempertimbangkan potensi perlambatan ekonomi yang muncul, serta sangat rendahnya realisasi inflasi yang saat ini berada di bawah target 2,5%±1%.
Pada Maret 2025, inflasi umum tercatat sebesar 1,65% month to month (MtM), lebih tinggi dari Januari maupun Februari yang masing-masing sebesar -0,76% dan -0,48%.
Fakhrul pun melihat peluang pemangkasan terbuka sekali pun di tengah kondisi perang dagang yang semakin rumit dan penuh ketidakpastian.
Baca Juga
Menurutnya, Bank Indonesia harus mau melihat lebih jauh dan memandang bahwa perang dagang yang terjadi saat ini kemungkinan besar adalah hal yang struktural dan akan berlanjut lama.
Ketika ekonom lain meyakini BI Rate perlu ditahan demi jaga stabilitas rupiah yang saat ini telah overshoot di atas Rp16.800-an per dolar AS, Fakhrul justru mendorong pemanfaatan pelemahan ini untuk meningkatkan ekspor, terutama dari daerah berbasis komoditas.
Di sisi lain, sudah terbukti bahwa dampak passthrough dari pelemahan rupiah kepada tingkat inflasi Indonesia juga semakin terbatas.
“Kita harus memanfaatkan momentum pelemahan rupiah untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Rupiah lemah bukan pembawa ketakutan, tapi akan menjadi sebuah tools penting,” tuturnya.
Berdasarkan konsensus yang dihimpun Bloomberg, proyeksi dari 28 ekonom menghasilkan nilai tengah (median) 5,75% atau analisis bahwa Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan. Hanya dua lembaga yang memperkirakan BI rate akan turun ke 5,50% pada April 2025.
Selain Fakhrul, ekonom dari Credit Agricole CIB HK Branch Jeffrey Zhang juga memberikan estimasi pemangkasan 25 bps.
Sementara itu, Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto melihat kalaupun BI menurunkan suku bunganya esok hari, peluangnya sangat kecil dan hanya 25 bps.
“Peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan opsi BI menahan BI Rate. Tapi saya cenderung BI Rate tetap bertahan di 5,75%,” tuturnya.
Terakhir kali Bank Indonesia memangkas BI Rate, dilakukan secara mengejutkan pada Januari 2025 lalu.
Kala itu, Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk memangkas suku bunga dari 6% menjadi 5,75% di tengah peningkatan tekanan rupiah.
Sementara pada bulan berikutnya atau Februari 2025, saat rupiah menunjukkan penguatan serta sebagian besar indikator makro global menunjukkan peluang pemangkasan, Perry justru menahan BI Rate.
Adapun, Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada besok, Rabu (23/4/2025). Akankah ada kejutan lagi?