Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau (BBNI) mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,38 triliun per kuartal I-2025. Laba perseroan naik 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,32 triliun.
Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena mengatakan kemampuan perusahaan menumbuhkan bisnis terjadi di tengah dinamika dan tantangan ketidakpastian global.
”Pencapaian kinerja keuangan BNI pada kuartal I-2025 mencerminkan pertumbuhan kredit yang sehat serta keberhasilan dari transformasi digital yang turut mendukung peningkatan tabungan,” kata Paolo dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).
Dalam periode tiga bulan pertama pada 2025 ini, BNI mencatat pertumbuhan kredit dan tabungan masing-masing sebesar 10,1% dan 10,2% secara tahunan (YoY). Secara lebih rinci, total penyaluran kredit BNI mencapai Rp765,47 triliun, didorong oleh segmen korporasi yang tumbuh 16% sepanjang tahun (year on year/yoy) menjadi Rp433,4 triliun. Di dalamnya, pembiayaan ke sektor swasta dan institusi naik 17% menjadi Rp317,1 triliun.
Sementara itu, kredit ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 13,3% menjadi Rp116,3 triliun. Segmen konsumer menjadi kontributor terbesar kedua setelah korporasi dengan pertumbuhan sebesar 13% yoy menjadi Rp144,9 triliun.
Pertumbuhan tertinggi berasal dari personal loan yang meningkat 13,7% dan kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12,5% secara tahunan. Pada kredit segmen menengah, pertumbuhan kreditnya ditopang dari kredit komersial yang meningkat 2,6% yoy. Sedangkan pada segmen kecil tercatat pertumbuhan pembiayaan non-Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 6,1% yoy.
Baca Juga
Secara keseluruhan, komposisi kredit BNI didominasi segmen korporasi sebanyak 56,6% dari total pembiayaan, disusul oleh segmen konsumer 18,9%, kredit ke segmen menengah dan kecil masing-masing 12,6% dan 9,6%.
Sedangkan kontribusi pembiayaan dari anak usaha meningkat dari 1,6% menjadi 2,2%. Dia menilai pertumbuhan kredit BNI secara konsolidasi pada kuartal I-2025 telah sesuai dengan target yang ditetapkan sepanjang tahun ini. Dari sisi kualitas aset, rasio non-performing loan (NPL) terjaga di level 2%.
Lalu, loan at risk turun menjadi 10,9% dari 13,3% pada kuartal I-2024. Perbaikan kualitas ini juga menghasilkan penghematan beban pencadangan yang dibentuk atau credit cost dari 1% menjadi 0,9%, sejalan dengan target aspirasi BNI tahun ini.
Pertumbuhan kredit juga didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) BNI sebesar 5% yoy menjadi Rp819,6 triliun, di mana pertumbuhan tertinggi berasal dari penghimpunan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) sebesar 6,3%. Terutama pada produk tabungan yang tumbuh solid sebesar 10,2% yoy menjadi Rp257,8 triliun, dan giro tumbuh 3,4% yoy menjadi Rp320 triliun.
”Aplikasi wondr by BNI dan BNIdirect telah berkontribusi terhadap peningkatan CASA, sehingga rasio dana murah meningkat menjadi 70,5% terhadap total DPK atau tertinggi dari empat kuartal sebelumnya,” ujar Paolo.
Pertumbuhan dari sisi kredit dan DPK mampu mendorong kenaikan net interest income (NII) sebesar 4,7% yoy menjadi Rp9,8 triliun. Dengan begitu, pendapatan operasional naik 2,8% menjadi Rp15,25 triliun